Balikpapan (ANTARA News) - Kekalahan Persiba Balikpapan 1-2 dari tamunya Persegres Gresik Selasa (22/1) menyisakan catatan-catatan penting bagi Pelatih Herry Kiswanto.

"Semua gol Persegres berawal dari bola mati. Gol Matsunaga karena pagar kita bocor. Gol Aldo karena gagal mengantisipasi pergerakan dia," kata Herry Kiswanto, Rabu (23/1).

Ia sudah mengingatkan untuk ekstra hati-hati bila terjadi bola mati (set piece) seperti itu. Terutama lagi bila berada di dalam atau dekat kotak penalti.

"Tapi kita kecolongan dan terjadilah gol," sambungnya.

Namun demikian, menurut Kang Herry, sapaan Pelatih Persegres Suharno kepadanya, bukan organisasi pertahanan yang jadi masalah. Problem ada pada kondisi mental para pemain Persiba yang cepat puas saat unggul 1-0, dan tidak tenang ketika disamakan lawan, hingga akhirnya terkesan panik saat ketinggalan.

"Anak-anak buru-buru ingin membalas sehingga juga kerap melakukan kesalahan-kesalahan sendiri," sebut Kang Herry.

Untuk skuad Persiba musim ini, unggul 1-0 lalu kemudian disamakan sudah pernah dialami sebenarnya di Palembang saat lawan Sriwijaya FC.

Namun menurut Kang Herry, pelatih yang di masa jayanya sebagai pemain adalah libero tim nasional itu, ketika itu tidak ada tekanan karena bermain di kandang lawan.

"Ini lazim terjadi dalam skuad muda. Saya akan meminta para pemain yang lebih senior seperti Precius, Nzekou, Absor juga, yang lebih berpengalaman untuk menjaga semangat rekan-rekannya hingga akhir pertandingan," jelasnya.

Secara terpisah, Ketua Umum Persiba Haji Syahril M Taher meminta skuad Beruang Madu lebih agresif dan full pressure. "Main ketat, jaga lawan rapat, tapi disiplin, itu ciri skuad muda juga," kata Syahril yang dirubung jurnalis setelah pertandingan.
(ANT)