"Sangat berhubungan, jika infeksi saluran kemih terutama pada bagian atas (ginjal dan ureter) maka akan menyebabkan dua komplikasi penyakit terjadi secara akut (mendadak) dan kronis (bertahap memburuk)" katanya ketika menjawab pertanyaan soal hubungan ISK dan hipertensi pada anak dalam acara diskusi terkait ISK pada anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Sedangkan secara kronis, Jusli melanjutkan, akan terjadi gejala parut ginjal yang diakibatkan oleh penumpukan urine pada ginjal yang juga menyebabkan hipertensi.
"Kalau sudah masuk tahap gagal ginjal, maka gejalanya akan lebih parah, dampaknya adalah harus rutin cuci darah," ungkapnya.
Dokter yang praktik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I, Makassar itu mengatakan setidaknya terdapat 23 persen kemungkinan anak berusia di bawah 18 tahun yang menderita ISK, juga akan mengalami hipertensi kronis.
Selain itu, tambahnya, jika terdapat anak yang memiliki penyakit ISK secara berulang, maka anak akan lebih sering jatuh sakit dan mempengaruhi kesehatan anak dalam jangka panjang.
"Bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal tahap akhir, serta meningkatkan persentase kematian anak," ujarnya.
Baca juga: Rutin mengukur tekanan darah membantu deteksi hipertensi
Dia juga menjelaskan pada penyakit ISK umumnya terjadi karena kuman dari bagian sekitar kemaluan bagian luar masuk ke dalam bagian kantung kemih, sehingga menyebabkan ISK bagian atas.
Jusli menyarankan kepada para orang tua agar memastikan anak cukup minum air putih serta kebersihan organ saluran pencernaan pada anak untuk meminimalisir risiko terjadinya penyakit ISK pada anak.
Baca juga: Sering dialami wanita, ini tips cegah infeksi saluran kemih