Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan gangguan suplai buah yang terjadi saat ini disebabkan oleh kualitas produk yang menurun.

"Musim hujan ini kualitas buah kita menurun. Jadi cepat membusuk karena kadar airnya tinggi," kata Rusman usai membuka pameran buah nusantara di salah satu mal di Jakarta, Selasa petang.

Rusman juga menambahkan adanya gangguan transportasi akibat banjir membuat kondisi buah yang memang kurang bagus itu menjadi cepat rusak.

"Mungkin waktu dipanen bagus tetapi sampai ke tangan konsumen belum tentu bagus karena proses pengirimannya terganggu," jelasnya.

Dari sisi volume, diakuinya, tidak mengalami kendala. Hanya saja, kualitas buah terganggu karena cepat rusak dinilai cukup mengganggu. Rusman juga mengungkapkan adanya kenaikan volume apkiran atau produk yang tidak dapat dipakai hingga mencapai sekitar 40 persen.

"Artinya, mungkin biasanya apkiran 30 persen sekarang bisa mencapai 40 persen. Memang suplai berkurang, terganggu karena kualitas bukan kuantitas panennya," terangnya.

Sementara itu, kenaikan harga buah lokal dinilai Rusman tidak terlalu banyak berpengaruh karena bisa terpenuhi oleh impor.

Harga, lanjut dia, juga lebih ditentukan oleh masa panen dimana harga bisa turun jika pasokannya terlalu banyak.

"Kalau buah, meski ada kenaikan harga, tidak menciptakan inflasi atau gejolak karena selama ini saat suplai buah lokal berkurang, langsung diisi oleh buah impor," katanya.

Meski demikian, dia menjelaskan bahwa total buah impor ke Indonesia hanya memberikan kontribusi sekitar lima persen terhadap total konsumsi buah nasional. Dengan demikian, kontribusi buah lokal yang dikonsumsi masyarakat sebenarnya lebih besar dari anggapan yang ada selama ini.

Lebih lanjut Rusman menilai kondisi tersebut merupakan tantangan untuk menjaga kualitas buah. Tak hanya hanya dari sisi suplai tetapi juga di sisi logistik.
(A062/I007)