Kalianda (ANTARA News) - Kepolisian Daerah (Polda) Lampung dan Polres Lampung Selatan menggelar simulasi penanganan konflik sosial untuk meningkatkan pertahanan dan mengantisipasi jika terjadi konflik horizontal di daerah tersebut.

"Selain untuk mengkonsolidasi kekuatan, simulasi ini untuk mengukur kekuatan pertahanan dalam menangani konflik yang sering terjadi di Provinsi Lampung," kata Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko, di Kalianda, Lampung Selatan, Selasa.

Ia mengatakan, dalam simulasi itu, selain menggunakan alat dan senjata yang telah ada, Polda Lampung mecoba menggunakan senjata baru yang digunakan dalam penanganan konflik horizontal.

"Meski demikian, kami berharap situasi keamanan dan ketertiban di Lampung tetap kondusif," kata dia.

Namun, jika kondisi dan situasi keamanan sudah pada zona merah atau rawan pihaknya dapat langsung meredam dengan segera mengambil tindakan antisipasi agar konflik horizontal tidak meluas.

Ia juga meminta kepada pemerintah daerah untuk mengaktifkan kembali kegiatan kepemudaan dari tingkat desa dengan memberikan kegiatan-kegiatan positif.

Ia menambahkan, pelaksanaan simulasi itu juga sebagai wujud menumbuhkan kesadaran keamanan dari bawah dalam penanganan setiap konflik dan mengedepankan langkah preventif, persuasif dan represif namun tetap humanis.

Simulasi ini digelar di Lapangan Cipta Karya Kalianda Lampung Selatan yang melibatkan jajaran anggota Polda Lampung dan Polres Lampung Selatan dengan mengerahkan berbagai senjata untuk menghalau massa dan mobil "water canon" dan melibatkan 700 massa untuk simulasi.

Sementera itu, sebelum simulasi dilakukan dua anggota Samapta Polda Lampung terkena tembakan senjata gas air mata di bagian wajah dari jarak dekat dan dilarikan ke rumah sakit Bob Bazar Kalianda.

Kedua korban luka itu yakni Brigadir Pasaribu dan Brigadir Nursalin, dan mereka dikabarkan mengalami luka serius akibat terkena tembakan gas air mata jarak dekat tersebut.

Informasinya, keduanya saat menjelang akan dilaksanakan simulasi melakukan persiapan tanpa sepengetahuan yang lain, namun tiba-tiba dua kali letusan terdengar dari salah satu senjata yang langsung terlontar ke arah wajah mereka berdua.

Tembakan pertama mengenai pelipis kiri Pasaribu dan langsung jatuh terkapar ke tanah kemudian ledakan kedua kembali terjadi dan mengenai Nursalim yang berada di depannya.

Menanggapi hal itu, Kapolda Lampung Brigjen Heru Winarko mengatakan akan mengevaluasi anggotanya yang telah dinilai lalai menyelidiki keamanan senjata yang digunakan untuk melakukan simulasi tersebut.
(KR-KTA/N005)