Palu (ANTARA) - Komunitas Historia Sulawesi Tengah menggelar pameran arsip dan foto dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Kearsipan Nasional ke-52 di Gedung Juang, Jalan Sultan Hasanuddin, Kota Palu, Sulawesi Tengah. "Kami membuat kegiatan ini untuk memperingati Hari Buku Nasional dan Hari Kearsipan Nasional ke-52 pada tanggal 17 dan 18 Mei ini," kata Koordinator Komunitas Historia Sulawesi Tengah, Mohammad Herianto di Palu, Kamis.

Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya namun pasca COVID-19, untuk tahun ini diselenggarakan dengan cara lebih sederhana.

Ia menjelaskan ada 200 arsip serta puluhan foto yang di pamerkan dalam kegiatan tersebut yang merupakan hasil penelusuran sendiri oleh Komunitas Historia Sulteng.

Dalam kegiatan tersebut, Herianto mengungkapkan bahwa arsip tertua yang dipamerkan, yakni arsip pada tahun 1888 berupa manuskrip dan arsip pada tahun 1930-an.

Menurut dia, kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Juang dikarenakan sejak adanya Taman Nasional, gedung tersebut menjadi terlupakan serta tujuannya dilakukan secara sederhana yakni untuk membuat banyak pihak menyadari bahwa gedung tersebut perlu untuk dilestarikan.

"Kami mengharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan gedung ini untuk dijadikan cagar budaya serta juga fokus untuk memperhatikan arsip-arsip guna mempertahankan sejarah yang ada," katanya.

Sementara itu, salah satu Pegiat Literasi atau Budayawan, Jamrin Abubakar yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan kegiatan tersebut sangat bagus sebagai langkah untuk menumbuhkan kesadaran arsip.

"Selama ini pemerintah selalu menggalakkan gerakan literasi, tapi kenapa tidak diadakan gerakan sadar arsip sementara itu ada dalam Undang - Undang (UU)," katanya.

Ia menjelaskan bahwa masalah arsip saat ini tidak menjadi prioritas pemerintah sehingga arsip - arsip baik milik perorangan atau lembaga swasta dan pemerintah tidak terkumpul.

Karena itu, Jamrin sangat mengapresiasi Komunitas Historia Sulteng yang atas inisiatif dan kesadaran sendiri mengumpulkan arsip - arsip yang berkaitan dengan sejarah Sulawesi Tengah.
"Kami berharap kegiatan seperti ini akan mendapat dukungan dari pemerintah sehingga lebih banyak lagi arsip - arsip di Kota Palu," katanya.


Baca juga: BRIN dan ANRI kerja sama penyelamatan arsip ilmiah nasional

Baca juga: Pemkab Bogor peringkat enam nasional dalam pengelolaan arsip