Ia mengatakan bahwa kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya namun pasca COVID-19, untuk tahun ini diselenggarakan dengan cara lebih sederhana.
Ia menjelaskan ada 200 arsip serta puluhan foto yang di pamerkan dalam kegiatan tersebut yang merupakan hasil penelusuran sendiri oleh Komunitas Historia Sulteng.
Baca juga: Rieke sebut arsip Nasional bisa jadi solusi persoalan dunia
Baca juga: Wamenkumham minta Balai Harta Peninggalan Medan bekerja optimal
Menurut dia, kegiatan tersebut dilaksanakan di Gedung Juang dikarenakan sejak adanya Taman Nasional, gedung tersebut menjadi terlupakan serta tujuannya dilakukan secara sederhana yakni untuk membuat banyak pihak menyadari bahwa gedung tersebut perlu untuk dilestarikan.
"Kami mengharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan gedung ini untuk dijadikan cagar budaya serta juga fokus untuk memperhatikan arsip-arsip guna mempertahankan sejarah yang ada," katanya.
Sementara itu, salah satu Pegiat Literasi atau Budayawan, Jamrin Abubakar yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan kegiatan tersebut sangat bagus sebagai langkah untuk menumbuhkan kesadaran arsip.
"Selama ini pemerintah selalu menggalakkan gerakan literasi, tapi kenapa tidak diadakan gerakan sadar arsip sementara itu ada dalam Undang - Undang (UU)," katanya.
Karena itu, Jamrin sangat mengapresiasi Komunitas Historia Sulteng yang atas inisiatif dan kesadaran sendiri mengumpulkan arsip - arsip yang berkaitan dengan sejarah Sulawesi Tengah.
Baca juga: BRIN dan ANRI kerja sama penyelamatan arsip ilmiah nasional
Baca juga: Pemkab Bogor peringkat enam nasional dalam pengelolaan arsip