Penulis studi Tara Palmore dari George Washington University School of Medicine dan David Henderson of the National Institutes of Health seperti disiarkan Medical Daily, Selasa (16/5) meninjau tiga uji coba acak dan 21 studi observasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang seberapa efektif N95, masker bedah dan kain dalam mengurangi penularan COVID-19.
Peneliti berpendapat masker bedah dan respirator N95 bagus dalam mengatur penyebaran aerosol dan droplet atau tetesan pernapasan berdasarkan penelitian laboratorium. Mereka mengakui walau kedua masker tidak 100 persen efektif, tetapi, jarang terjadi penularan virus antara pasien dan staf klinik saat masker dipakai.
Baca juga: Pakai masker dan aktif bergerak agar tak mudah sakit saat pancaroba
"Mengenakan masker dalam interaksi antara pasien dan petugas kesehatan harus terus mendapat pertimbangan serius sebagai langkah keselamatan pasien," kata peneliti.
Baca juga: Pakai masker dan aktif bergerak agar tak mudah sakit saat pancaroba
"Mengenakan masker dalam interaksi antara pasien dan petugas kesehatan harus terus mendapat pertimbangan serius sebagai langkah keselamatan pasien," kata peneliti.
Ahli epidemiologi penyakit menular di Harvard Belfer Center for Science and International Affairs Dr. Syra Madad, yang tidak terlibat dalam studi, berpendapat ialah penting bagi sistem kesehatan untuk melindungi pasien mereka dengan meminta karyawannya memakai masker selama berinteraksi dengan pasien.
Menurut dia, semua orang dapat memperoleh manfaat dari masker meskipun pandemi COVID-19 telah berakhir.
Baca juga: PDPI: Masyarakat perlu tetap disiplin memakai masker cegah XBB Baca juga: Kemenkes ajak masyarakat kembali disiplin pakai masker
Baca juga: PDPI: Masyarakat perlu tetap disiplin memakai masker cegah XBB Baca juga: Kemenkes ajak masyarakat kembali disiplin pakai masker