London (ANTARA) - Saham-saham Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (17/5/2023), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London merosot 0,36 persen atau 27,85 poin, menjadi menetap di 7.723,23 poin.

Indeks FTSE 100 berkurang 0,24 persen atau 26,62 poin menjadi 7.751,08 poin pada Selasa (16/5/2023), setelah terangkat 0,30 persen atau 23,08 poin menjadi 7.777,70 poin pada Senin (15/5/2023), dan menguat 0,31 persen atau 24,04 poin menjadi 7.754,62 poin pada Jumat (12/5/2023).

Baca juga: Saham Inggris dibuka turun, indeks FTSE 100 terseret LSEG dan Experian

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham salah satu perusahaan pengembang dan investasi properti terbesar di Inggris Raya, British Land Company PLC, yang terperosok 5,66 persen; serta perusahaan industri bahan kimia khusus Inggris yang berbasis di Snaith, Inggris, Croda International PLC anjlok 5,06 persen.

Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 berkurang 0,24 persen

Sementara itu, Melrose Industries PKC, sebuah perusahaan manufaktur Inggris yang berspesialisasi dalam membeli, berinvestasi, dan mendivestasi perusahaan teknik melonjak 4,41 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan pertambangan logam mulia Inggris-Rusia Polymetal International PLC yang terangkat 3,49 persen; serta perusahaan industri kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Inggris Rolls-Royce Holdings PLC menguat 3,17 persen.

Baca juga: Saham di Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 naik 0,30 persen
Baca juga: Saham Inggris memulai perdagangan pekan ini dengan pijakan kuat