Pakar: Sabuk Jalur Sutra kondusif bagi kerja sama Asia Tengah-China
17 Mei 2023 20:33 WIB
Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) "sangat penting" bagi Kirgizstan dan negara-negara Asia Tengah lainnya karena hal itu mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan dengan China, demikian disampaikan seorang pakar Kirgizstan. ANTARA/Xinhua.
Bishkek (ANTARA) - Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI) "sangat penting" bagi Kirgizstan dan negara-negara Asia Tengah lainnya karena hal itu mempromosikan kerja sama yang saling menguntungkan dengan China, demikian disampaikan seorang pakar Kirgizstan.
"Berkat BRI dan koridor transportasi jalan di negara-negara Asia Tengah, hubungan yang sangat menguntungkan sedang dibangun antara Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan dengan mitra dagang utama mereka, China," ujar Sheradil Baktygulov, konsultan urusan luar negeri di Institut Nasional Kajian Strategis Kirgizstan.
"BRI sangat penting bagi Kirgizstan karena hal itu utamanya kondusif untuk memastikan ketahanan pangan di negara ini, menyediakan lapangan kerja dan hal lainnya bagi warga," tuturnya.
Dia menambahkan bahwa kerja sama BRI memungkinkan Kirgizstan untuk memiliki akses ke rute laut melalui China.
Dengan menerapkan inisiatif tersebut, China dapat mengirimkan barang melalui sejumlah wilayah di negara-negara Asia Tengah ke Timur Tengah dan Eropa Selatan, sementara negara-negara Asia Tengah dapat memasok produk ke negara-negara Asia Tenggara melalui berbagai pelabuhan di China, ungkapnya.
"Ketika kita berbicara tentang BRI, seseorang harus mengevaluasi tidak hanya efek ekonomi, tetapi juga fondasi yang diletakkan untuk kerja sama jangka panjang antara negara dan masyarakat," ujarnya menekankan.
Menurut Baktygulov, Kirgizstan memandang China sebagai "tetangga yang baik" dan bermaksud untuk memperkuat persahabatan dan kerja samanya dengan China.
Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) yang diusulkan China adil karena mempertimbangkan pendapat, keinginan, dan karakteristik semua negara di dunia, tuturnya.
Ia menambahkan bahwa Kirgizstan mendukung inisiatif perdamaian China "bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan" karena perdamaian merupakan kunci menuju kemakmuran.
Namun, sang pakar khawatir bahwa beberapa negara besar yang lokasinya jauh dari Asia Tengah sedang berusaha memulai proses yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan damai di kawasan itu yang telah dibangun selama 30 tahun terakhir.
"China layak mendapatkan respek dan dukungan karena berkontribusi bagi perdamaian, persahabatan, dan kerja sama di Asia Tengah serta mengadvokasi kerja sama yang saling menguntungkan dan pembangunan damai di antara semua negara," ungkapnya.
"China tidak memaksa negara-negara Asia Tengah untuk memihak dalam konfrontasi. Mereka adalah negara yang bertanggung jawab yang menghormati pilihan negara-negara Asia Tengah, tidak seperti negara-negara Barat," imbuhnya.
"Berkat BRI dan koridor transportasi jalan di negara-negara Asia Tengah, hubungan yang sangat menguntungkan sedang dibangun antara Kirgizstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan dengan mitra dagang utama mereka, China," ujar Sheradil Baktygulov, konsultan urusan luar negeri di Institut Nasional Kajian Strategis Kirgizstan.
"BRI sangat penting bagi Kirgizstan karena hal itu utamanya kondusif untuk memastikan ketahanan pangan di negara ini, menyediakan lapangan kerja dan hal lainnya bagi warga," tuturnya.
Dia menambahkan bahwa kerja sama BRI memungkinkan Kirgizstan untuk memiliki akses ke rute laut melalui China.
Dengan menerapkan inisiatif tersebut, China dapat mengirimkan barang melalui sejumlah wilayah di negara-negara Asia Tengah ke Timur Tengah dan Eropa Selatan, sementara negara-negara Asia Tengah dapat memasok produk ke negara-negara Asia Tenggara melalui berbagai pelabuhan di China, ungkapnya.
"Ketika kita berbicara tentang BRI, seseorang harus mengevaluasi tidak hanya efek ekonomi, tetapi juga fondasi yang diletakkan untuk kerja sama jangka panjang antara negara dan masyarakat," ujarnya menekankan.
Menurut Baktygulov, Kirgizstan memandang China sebagai "tetangga yang baik" dan bermaksud untuk memperkuat persahabatan dan kerja samanya dengan China.
Inisiatif Pembangunan Global (Global Development Initiative/GDI) yang diusulkan China adil karena mempertimbangkan pendapat, keinginan, dan karakteristik semua negara di dunia, tuturnya.
Ia menambahkan bahwa Kirgizstan mendukung inisiatif perdamaian China "bukan dengan kata-kata, melainkan dengan perbuatan" karena perdamaian merupakan kunci menuju kemakmuran.
Namun, sang pakar khawatir bahwa beberapa negara besar yang lokasinya jauh dari Asia Tengah sedang berusaha memulai proses yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan damai di kawasan itu yang telah dibangun selama 30 tahun terakhir.
"China layak mendapatkan respek dan dukungan karena berkontribusi bagi perdamaian, persahabatan, dan kerja sama di Asia Tengah serta mengadvokasi kerja sama yang saling menguntungkan dan pembangunan damai di antara semua negara," ungkapnya.
"China tidak memaksa negara-negara Asia Tengah untuk memihak dalam konfrontasi. Mereka adalah negara yang bertanggung jawab yang menghormati pilihan negara-negara Asia Tengah, tidak seperti negara-negara Barat," imbuhnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023
Tags: