Jenewa (ANTARA) - Siklon Mocha yang melanda Negara Bagian Rakhine yang "rentan dan putus asa" merupakan "skenario mimpi buruk" yang berdampak pada 5,4 juta orang di jalur badai, menurut koordinator kemanusiaan PBB di Myanmar pada Selasa.

Berbicara dalam pengarahan pers PBB melalui tautan video dari Myanmar, Ramanathan Balakrishnan mengatakan siklon melanda Negara Bagian Rakhine dengan "kekuatan brutal" pada Minggu.

"Itu benar-benar pengalaman yang menakutkan bagi mereka yang berada di jalur siklon, yang saat ini menghadapi upaya pembersihan dan rekonstruksi besar-besaran," kata Balakhrisnan, seraya menambahkan bahwa diperkirakan 5,4 juta warga berada di jalur siklon, dengan 3,9 juta diantaranya diperkirakan paling rentan.

Setelah menghantam wilayah pantai, jelas dia, siklon bergerak ke dalam, menyebabkan banjir di wilayah dimana jutaan orang telah mengungsi akibat konflik.

Menurut Balakhrisnan, sebanyak 17 juta warga di Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan, yang mana "sebanyak di Ukraina."

Olga Sarrado dari badan pengungsi PBB, menggambarkan situasi di Bangladesh dan kamp pengungsi Rohingya yang terdampak parah.

Lebih dari 21 ribu etnis Rohingya dan lebih dari empat ribu rumah tangga terdampak di kamp, kata Sarrado, menambahkan belum ada laporan korban jiwa.

Siklon itu melanda pada saat yang sangat sulit bagi pengungsi Rohingya di Bangladesh, kata dia.

Menurut penilaian pos bencana dan pekerja kemanusiaan, kebutuhan paling utama adalah tempat bernaung, air minum bersih, sanitasi, dan obat-obatan, kata Sarrado.

Sarrado mengatakan hanya 16 persen dari permohonan pendanaan yang didapatkan saat ini.

Pada Minggu, Siklo Mocha menghancurkan pesisir antara Cox;s Bazar di Bangladesh dan kota kecil Kyaukpyu di Myanmar, dilaporkan sembilan orang tewas di kedua negara.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Myanmar diterjang Siklon Mocha, korban tewas 400 lebih
Baca juga: Bangladesh alami pemadaman listrik terburuk akibat Siklon Mocha