Gubernur: UIN Palu pusat pengembangan Islam moderat di Sulteng
17 Mei 2023 15:29 WIB
Rektor UIN Palu Profesor Sagaf Pettalongi (kiri) menyerahkan tumpeng kepada Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Pemprov Sulteng Fahruddin Yambas, di Palu, Rabu (17/5/2023). (ANTARA/HO-Biro Administrasi Pimpinan Setda Pemprov Sulteng)
Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menyatakan bahwa Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu menjadi pusat kajian dan pengembangan peradaban Islam moderat di wilayah itu.
"UIN Palu episentrum peradaban manusia, sekaligus pusat pengembangan peradaban Islam di Sulteng," ucap Rusdy Mastura dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Pemprov Sulteng, Fahruddin Yambas, di Palu, Rabu.
Dalam sambutannya, Gubernur mengatakan bahwa UIN Palu menjadi wajah Sulawesi Tengah dalam pengembangan peradaban keislaman dan pembinaan umat beragama.
Sehingga, ujar Gubernur, UIN Palu sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam negeri, layak menjadi pusat kajian keislaman dan pengembangan peradaban Islam.
"Jika ingin melihat dan belajar tentang peradaban di Sulteng, maka UIN menjadi tempatnya," ucapnya.
Gubernur bersyukur dengan kondisi UIN yang kini semakin membaik usai luluh lantak akibat goyangan gempa bumi dan terjangan tsunami 28 September 2018.
“Semoga UIN Datokarama Palu terus berkembang maju dan terus berjaya sebagai episentrum peradaban umat Islam dan dakwah Islam Rahmatan Lil’alamin,” katanya.
Ia juga meminta UIN Datokarama dapat memproteksi umat dari paham konservatisme dan liberalisme beragama yang kian marak.
“Kaum konservatif memiliki pemahaman agama yang lebih berat ke wawasan tekstual dengan mengeliminir akal logikanya sementara kaum liberalis justru lebih berat pada akal logikanya yang tercabut dari wawasan tekstual,” ujarnya.
Untuk itu jajaran UIN Datokarama diharap dapat menyampaikan gagasan-gagasan keseimbangan untuk mencegah polarisasi kedua poros tadi.
“Semoga UIN Datokarama dapat melakukan terobosan-terobosan untuk menjaga dan mengawalnya sebagai panglima moderasi beragama,” ungkap Gubernur.
Rektor UIN Datokarama Profesor Sagaf S Pettalongi menguraikan perguruan tinggi yang dipimpinnya berdiri tahun 1956 telah mengalami transformasi kelembagaan yang pesat hingga hari ini.
Dalam perkembangannya, UIN Palu berhadapan dengan berbagai macam tantangan, salah satunya yaitu bencana 28 September 2018.
"Akan tetapi bencana ini menjadi rahmat. Karena setelah dipulihkan, infrastruktur kampus jadi lebih baik bahkan melebihi dari kondisi sebelum bencana dan ditambah lagi status institusi juga ikut naik dari IAIN menjadi UIN," ungkapnya.
UIN Palu menggelar dies natalis pertama di tahun 2023. Dies natalis menjadi semangat memperkokoh semangat kebersamaan untuk mengembangkan kelembagaan UIN Datokarama.
“Semoga pada saatnya nanti kampus tercinta ini benar-benar menjadi menara keilmuan bagi masyarakat Sulawesi Tengah, masyarakat Indonesia dan dunia,” demikian Rektor.
Baca juga: UIN Palu tegaskan mahasiswa harus memiliki pemahaman moderat
Baca juga: UIN-Kemenag sinergi tingkatkan wawasan ASN tentang moderasi beragama
Baca juga: UIN Palu perkuat pemahaman mahasiswa mengenai moderasi beragama
"UIN Palu episentrum peradaban manusia, sekaligus pusat pengembangan peradaban Islam di Sulteng," ucap Rusdy Mastura dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Pemprov Sulteng, Fahruddin Yambas, di Palu, Rabu.
Dalam sambutannya, Gubernur mengatakan bahwa UIN Palu menjadi wajah Sulawesi Tengah dalam pengembangan peradaban keislaman dan pembinaan umat beragama.
Sehingga, ujar Gubernur, UIN Palu sebagai perguruan tinggi keagamaan Islam negeri, layak menjadi pusat kajian keislaman dan pengembangan peradaban Islam.
"Jika ingin melihat dan belajar tentang peradaban di Sulteng, maka UIN menjadi tempatnya," ucapnya.
Gubernur bersyukur dengan kondisi UIN yang kini semakin membaik usai luluh lantak akibat goyangan gempa bumi dan terjangan tsunami 28 September 2018.
“Semoga UIN Datokarama Palu terus berkembang maju dan terus berjaya sebagai episentrum peradaban umat Islam dan dakwah Islam Rahmatan Lil’alamin,” katanya.
Ia juga meminta UIN Datokarama dapat memproteksi umat dari paham konservatisme dan liberalisme beragama yang kian marak.
“Kaum konservatif memiliki pemahaman agama yang lebih berat ke wawasan tekstual dengan mengeliminir akal logikanya sementara kaum liberalis justru lebih berat pada akal logikanya yang tercabut dari wawasan tekstual,” ujarnya.
Untuk itu jajaran UIN Datokarama diharap dapat menyampaikan gagasan-gagasan keseimbangan untuk mencegah polarisasi kedua poros tadi.
“Semoga UIN Datokarama dapat melakukan terobosan-terobosan untuk menjaga dan mengawalnya sebagai panglima moderasi beragama,” ungkap Gubernur.
Rektor UIN Datokarama Profesor Sagaf S Pettalongi menguraikan perguruan tinggi yang dipimpinnya berdiri tahun 1956 telah mengalami transformasi kelembagaan yang pesat hingga hari ini.
Dalam perkembangannya, UIN Palu berhadapan dengan berbagai macam tantangan, salah satunya yaitu bencana 28 September 2018.
"Akan tetapi bencana ini menjadi rahmat. Karena setelah dipulihkan, infrastruktur kampus jadi lebih baik bahkan melebihi dari kondisi sebelum bencana dan ditambah lagi status institusi juga ikut naik dari IAIN menjadi UIN," ungkapnya.
UIN Palu menggelar dies natalis pertama di tahun 2023. Dies natalis menjadi semangat memperkokoh semangat kebersamaan untuk mengembangkan kelembagaan UIN Datokarama.
“Semoga pada saatnya nanti kampus tercinta ini benar-benar menjadi menara keilmuan bagi masyarakat Sulawesi Tengah, masyarakat Indonesia dan dunia,” demikian Rektor.
Baca juga: UIN Palu tegaskan mahasiswa harus memiliki pemahaman moderat
Baca juga: UIN-Kemenag sinergi tingkatkan wawasan ASN tentang moderasi beragama
Baca juga: UIN Palu perkuat pemahaman mahasiswa mengenai moderasi beragama
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023
Tags: