Jakarta (ANTARA) -
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing
berharap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta mengalokasikan bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat sesuai visi-misi kepala daerah.

"Mereka (SKPD) juga harus mengikuti aturan berlaku demi kepentingan masyarakat luas," katanya di Jakarta, Rabu, menanggapi cuitan Musni Umar yang menyebutkan pembayaran Kartu Lansia Jakarta (KLJ) baru dibayar 50 persen.

Dia berpendapat kebijakan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono masih berpihak kepada masyarakat Jakarta.
Menurut dia, cuitan itu merupakan pengemasan informasi dengan misi membentuk opini atau menggiring persepsi publik (framing).

Padahal, setiap kepala daerah memiliki program strategis lain yang tujuannya sama untuk menyejahterakan masyarakat dan menjadikan Jakarta sebagai kota global.

"Jangan hanya mempersoalkan anggaran dipotong untuk ini, tapi tidak dibicarakan kemana alokasi dana. Kalau dari perspektif itu, itu kan framing," kata Emrus.

Baca juga: Sekolah: instruksi Heru kuatkan larangan merokok penerima KJP
Baca juga: Heru fokus perbaiki 14 ruas jalan di Jakarta jelang KTT ASEAN 2023
Idealnya, masyarakat melihat secara makro alokasi anggaran itu. Termasuk efektif atau tidak penggunaannya anggaran tersebut.

Menurut dia, setiap pemimpin di dunia memiliki program prioritas tertentu yang berdampak pada pengalihan pengalokasian anggaran.

"Substansinya bukan di situ. Menurut saya, bagaimana penggunaan APBD di era Pj Gubernur DKI Jakarta sekarang. Penggunaan APBD-nya itu untuk kesejahteraan rakyat," katanya.

​​​​​​Sepanjang untuk rakyat dan tidak dikorupsi, itu hal wajar. "Karena setiap pemimpin akan mengalokasikan anggaran untuk sesuatu yang lebih urgen," kata Emrus.