Obama dilantik sebagai Presiden AS untuk masa jabatan kedua
22 Januari 2013 01:31 WIB
Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts (kedua kanan) memimpin pengambilan sumpah jabatan Presiden AS Barack Obama (kiri), disaksikan oleh Ibu Negara Michelle Obama (tengah) dan kedua putri mereka Malia dan Sasha (kanan) di depan Gedung Capitol di Washington DC, Senin (21/1.(REUTERS/Jim Bourg)
Washington (ANTARA News) - Barack Obama dilantik sebagai Presiden AS untuk masa jabatan kedua di depan ratusan ribu orang yang melambai-lambaikan bendera.
Obama mengangkat tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya berada di atas Kitab Injil yang dulu milik Martin Luther King dan Abraham Lincoln, di sebuah panggung terbuka yang dipasang di bagian depan barat gedung Capitol (DPR AS) dan di bawah kubah putih mentereng, lapor AFP.
"Saya, Barack Hussein Obama ..." kata presiden ke-44 AS itu, yang berjanji akan sungguh-sungguh melaksanakan tugas dan akan "menjaga, melindungi dan mempertahankan konstitusi AS".
Sumpah jabatan itu dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts yang memakai jubah hitam.
Obama sebelumnya diumumkan dengan iringan tiupan terompet dan berjalan menuruni tangga dari gedung itu dan massa yang berjumlah besar dengan riuh-redam menyambutnya dengan teriakan-teriakan "Obama, Obama".
Dengan senyum lebarnya, Obama tampak lebih tenang ketimbang empat tahun lalu saat pelantikan pertamanya, ketika ia menjadi presiden AS yang belum berpengalaman dan belum teruji di tengah tekanan ekonomi.
Obama, warga Amerika-Afrika pertama yang menjadi presiden AS, memulai masa tugas kedua dengan pengambilan sumpah jabatan dalam acara tertutup di Gedung Putih pada Minggu, sebelum pelantikan penuh dengan perayaan publik pada Senin.
"Saya bersumpah bahwa saya akan sungguh-sungguh melaksanakan tugas sebagai Presiden AS dan akan, dengan kemampuan terbaik saya, menjaga, melindungi dan mempertahankan Konstitusi AS, maka bantulah saya Tuhan," kata Obama pada pengambilan sumpah Minggu.
Roberts, yang tersandung ketika melantik Obama untuk masa jabatan pertama pada 2009, membaca setiap baris sumpah jabatan dengan keras, sebelum presiden AS itu mengulanginya dengan tangan kanan diangkat ke atas dan tangan kiri berada di atas Kitab Injil milik keluarga.
Pada akhir acara pelantikan Minggu yang berlangsung kurang dari satu menit di Gedung Putih, Obama memeluk istrinya dan anak-anak mereka, Malia (14) dan Sasha (11), sebelum bercanda dengan putri bungsunya "Saya telah melakukannya".
Tiga jam sebelum pelantikan di gedung Capitol pada Senin, massa berkumpul antara gedung Capitol dan tugu monumen Washington.
Kendaraan-kendaraan militer dan bis yang diparkir memblokade jalan utama, sebagai bagian dari langkah pengamanan yang mencakup zona larangan udara dan sungai, serta penutupan jalan dan penempatan besar-besaran polisi serta pasukan cadangan Garda Nasional.
Para tamu undangan, yang mencakup mantan presiden-presiden dari Demokrat, Jimmy Carter dan Bill Clinton, serta Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, duduk di deretan bagian depan barat gedung Capitol.
Obama (51) memulai masa jabatan kedua sebagai presiden AS ketika terjadi perpecahan partisan di Washington dan akan menghadapi krisis luar negeri yang menguji pemerintahnya, termasuk program nuklir Iran dan militansi garis keras yang bangkit kembali di kawasan Afrika Utara. (M014)
Obama mengangkat tangan kanannya ke atas dan tangan kirinya berada di atas Kitab Injil yang dulu milik Martin Luther King dan Abraham Lincoln, di sebuah panggung terbuka yang dipasang di bagian depan barat gedung Capitol (DPR AS) dan di bawah kubah putih mentereng, lapor AFP.
"Saya, Barack Hussein Obama ..." kata presiden ke-44 AS itu, yang berjanji akan sungguh-sungguh melaksanakan tugas dan akan "menjaga, melindungi dan mempertahankan konstitusi AS".
Sumpah jabatan itu dipimpin oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts yang memakai jubah hitam.
Obama sebelumnya diumumkan dengan iringan tiupan terompet dan berjalan menuruni tangga dari gedung itu dan massa yang berjumlah besar dengan riuh-redam menyambutnya dengan teriakan-teriakan "Obama, Obama".
Dengan senyum lebarnya, Obama tampak lebih tenang ketimbang empat tahun lalu saat pelantikan pertamanya, ketika ia menjadi presiden AS yang belum berpengalaman dan belum teruji di tengah tekanan ekonomi.
Obama, warga Amerika-Afrika pertama yang menjadi presiden AS, memulai masa tugas kedua dengan pengambilan sumpah jabatan dalam acara tertutup di Gedung Putih pada Minggu, sebelum pelantikan penuh dengan perayaan publik pada Senin.
"Saya bersumpah bahwa saya akan sungguh-sungguh melaksanakan tugas sebagai Presiden AS dan akan, dengan kemampuan terbaik saya, menjaga, melindungi dan mempertahankan Konstitusi AS, maka bantulah saya Tuhan," kata Obama pada pengambilan sumpah Minggu.
Roberts, yang tersandung ketika melantik Obama untuk masa jabatan pertama pada 2009, membaca setiap baris sumpah jabatan dengan keras, sebelum presiden AS itu mengulanginya dengan tangan kanan diangkat ke atas dan tangan kiri berada di atas Kitab Injil milik keluarga.
Pada akhir acara pelantikan Minggu yang berlangsung kurang dari satu menit di Gedung Putih, Obama memeluk istrinya dan anak-anak mereka, Malia (14) dan Sasha (11), sebelum bercanda dengan putri bungsunya "Saya telah melakukannya".
Tiga jam sebelum pelantikan di gedung Capitol pada Senin, massa berkumpul antara gedung Capitol dan tugu monumen Washington.
Kendaraan-kendaraan militer dan bis yang diparkir memblokade jalan utama, sebagai bagian dari langkah pengamanan yang mencakup zona larangan udara dan sungai, serta penutupan jalan dan penempatan besar-besaran polisi serta pasukan cadangan Garda Nasional.
Para tamu undangan, yang mencakup mantan presiden-presiden dari Demokrat, Jimmy Carter dan Bill Clinton, serta Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, duduk di deretan bagian depan barat gedung Capitol.
Obama (51) memulai masa jabatan kedua sebagai presiden AS ketika terjadi perpecahan partisan di Washington dan akan menghadapi krisis luar negeri yang menguji pemerintahnya, termasuk program nuklir Iran dan militansi garis keras yang bangkit kembali di kawasan Afrika Utara. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: