Jakarta (ANTARA News) - Curah hujan yang tinggi sejak pekan lalu membuat rumah Sugandi, warga Penjaringan, tergenang air sejak Kamis lalu.

"Rumah saya kebanjiran sampai sebetis," cerita Sugandi sambil duduk-duduk di posko banjir dekat Pluit Junction, memperingatkan anak-anak yang sedang mengambil roti agar tidak berebut.

Dia beruntung rumahnya tergolong tingggi sehingga air hanya merendamnya sampai sekitar 30 centimeter.

"Ada yang sampai sedada orang dewasa," tuturnya, membandingkan dengan nasib tetangga-tetangganya, sambil menghisap sebatang rokok.

Pria berusia 40 tahun itu mengaku sudah sejak lahir tinggal di kawasan itu sehingga sudah hafal dengan banjir, termasuk siklus banjir lima tahunan.

"Tahun 1996, 2002, 2007, saya mengalami," katanya. Tentu saja dia tidak berniat berbangga diri.

Ia menilai banjir tahun ini cukup parah, sampai kegiatannya di satu perusahaan swasta tidak dapat dijalankannya beberapa hari belakangan.

"Curah hujannya tidak seberapa dibanding tahun 2007, tapi (banjir) kirimannya itu lho," sambung Purwanto yang masih kerabat Sugandi.

"Bahkan tahun 2002 kemarin, sampai tiga minggu baru surut," kenang Sugandi.

Banjir juga dialami Gunawan, warga Pluit Raya. Rumahnya terendam air setinggi, kira-kira, 80 centimeter sejak Kamis lalu.

Keamanan

Ketiga warga Pluit itu mengaku tidak mengungsi meski di beberapa titik ada lokasi pengungsian.

"Pindah ke atas (lantai dua). Nggak ribet kok, sudah biasa itu," kata Sugandi.

Sementara Purwanto menyambung dengan setengah bercanda, "Paling yang sulit MCK (mandi cuci kakus). Tapi kan bisa dikondisikan."

Tapi Gunawan memiliki alasan lain mengapa tidak mengungsi, yaitu semata demi alasan keamanan rumah.

"Jagain barang-barang di rumah. Daripada hilang," kata Gunawan.

Ia tetap bertahan di tempat tinggalnya meski air yang menggenangi rumahnya kian menyulitkan dia dalam beraktivitas.

"Habis, mau gimana lagi," katanya, seolah tidak ada lagi pilihan untuknya.

Sugandi membenarkan keamanan adalah salah satu faktor yang membuat mereka enggan mengungsi, apalagi dalam kondisi ramai dan kacau seperti ini malah mempertinggi risiko keamanan.

"Tadi saja, di rumah saya, hape dua di-charge, eh hilang," ceritanya. "Ada saja memang orang yang memanfaatkan kondisi kayak gini."

(nta)