Menkes: Industri farmasi lokal bisnis menjanjikan dongkrak PDB RI
16 Mei 2023 19:38 WIB
Tangkapan layar - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin ketika memberikan sambutannya dalam Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (16/5/2023). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa industri farmasi dalam negeri merupakan bisnis yang menjanjikan bagi pelaku usaha di masa depan dan bisa mendongkrak pendapatan Produk Domestik Bruto (PDB) negara.
“Dari sisi ekonominya, why you have to invest (kenapa anda harus investasi)? karena pemerintah spending (menghabiskan) kesehatannya, itu (jumlahnya) naik terus,” kata Menteri Budi ketika memberikan sambutannya dalam Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa
Budi menyoroti bahwa anggaran yang negara habiskan untuk bidang kesehatan di Indonesia terus meningkat. Dalam data yang dirinya paparkan saja besar dana yang dikeluarkan negara mencapai 130 US dollar per orang per tahun.
Jika dibandingkan dengan anggaran kesehatan Malaysia, kebutuhan yang dikeluarkan justru sudah 430 US dollar per orang per tahun.
“Kalau saja setengah alat kesehatan dan kebutuhan farmasi itu (mencapai) 40 miliar US dollar, itu sama dengan sekitar Rp600 triliun. Pangsanya besar, it’s very huge market (ini pasar yang sangat besar). Kalau teman-teman hanya impor-impor, dagang-dagang saja, ekonomi Indonesia jadi sedikit,” katanya.
Menkes turut menilai jika pangsa farmasi ditingkatkan terus mengikuti kebutuhan masyarakat di hilir, bahan baku yang digunakan untuk farmasi memproduksi obat dan diketahui dibeli secara impor dalam e-katalog transaksi alat kesehatan bisa ditekan.
“Uang yang saya habiskan untuk alat kesehatan jauh lebih tinggi daripada yang farmasi. Jadi feedback (dampak baliknya) saya berikan selamat tapi naiknya buat saya berekspetasi tinggi, ini belum memenuhi ekspestasi saya,” ujarnya.
Baca juga: Menkes: Aturan hilirisasi dorong industri farmasi lebih maju
Selain itu kalau Indonesia bisa memproduksi bahan baku sendiri, maka anggaran yang semula secara keseluruhannya hanya dihabiskan untuk mendanai kegiatan impor, kini diharapkan setengahnya justru menjadi pemasukan bagi PDB negara dan perputaran ekonomi dalam negeri semakin kuat.
Kalau industri ini terus dikembangkan, Budi mengaku optimis peringkat ekonomi Indonesia di mata dunia yang kini masuk dalam 20 besar bisa merangkak naik ke tujuh besar. Oleh karenanya, berbekal pengalaman pandemi COVID-19 pula industri farmasi diharapkan bisa segera tumbuh lebih besar dan transformasi kesehatan di pilar ketahanan farmasi bisa terwujud.
Baca juga: Menkes: Akhiri darurat kesehatan, keputusan berada di tangan Presiden
“Dari sisi ekonominya, why you have to invest (kenapa anda harus investasi)? karena pemerintah spending (menghabiskan) kesehatannya, itu (jumlahnya) naik terus,” kata Menteri Budi ketika memberikan sambutannya dalam Forum Nasional Hilirisasi dan Peningkatan Penggunaan Sediaan Farmasi Dalam Negeri yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa
Budi menyoroti bahwa anggaran yang negara habiskan untuk bidang kesehatan di Indonesia terus meningkat. Dalam data yang dirinya paparkan saja besar dana yang dikeluarkan negara mencapai 130 US dollar per orang per tahun.
Jika dibandingkan dengan anggaran kesehatan Malaysia, kebutuhan yang dikeluarkan justru sudah 430 US dollar per orang per tahun.
“Kalau saja setengah alat kesehatan dan kebutuhan farmasi itu (mencapai) 40 miliar US dollar, itu sama dengan sekitar Rp600 triliun. Pangsanya besar, it’s very huge market (ini pasar yang sangat besar). Kalau teman-teman hanya impor-impor, dagang-dagang saja, ekonomi Indonesia jadi sedikit,” katanya.
Menkes turut menilai jika pangsa farmasi ditingkatkan terus mengikuti kebutuhan masyarakat di hilir, bahan baku yang digunakan untuk farmasi memproduksi obat dan diketahui dibeli secara impor dalam e-katalog transaksi alat kesehatan bisa ditekan.
“Uang yang saya habiskan untuk alat kesehatan jauh lebih tinggi daripada yang farmasi. Jadi feedback (dampak baliknya) saya berikan selamat tapi naiknya buat saya berekspetasi tinggi, ini belum memenuhi ekspestasi saya,” ujarnya.
Baca juga: Menkes: Aturan hilirisasi dorong industri farmasi lebih maju
Selain itu kalau Indonesia bisa memproduksi bahan baku sendiri, maka anggaran yang semula secara keseluruhannya hanya dihabiskan untuk mendanai kegiatan impor, kini diharapkan setengahnya justru menjadi pemasukan bagi PDB negara dan perputaran ekonomi dalam negeri semakin kuat.
Kalau industri ini terus dikembangkan, Budi mengaku optimis peringkat ekonomi Indonesia di mata dunia yang kini masuk dalam 20 besar bisa merangkak naik ke tujuh besar. Oleh karenanya, berbekal pengalaman pandemi COVID-19 pula industri farmasi diharapkan bisa segera tumbuh lebih besar dan transformasi kesehatan di pilar ketahanan farmasi bisa terwujud.
Baca juga: Menkes: Akhiri darurat kesehatan, keputusan berada di tangan Presiden
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023
Tags: