Jakarta (ANTARA) - Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) Hasto Kristiyanto mengajak para perwira TNI untuk berani berimajinasi guna membangun ide tentang penguatan pertahanan Indonesia.

"Mari berani berimajinasi, karena imajinasi lebih hebat dari pengetahuan. Itu kata (Albert) Einstein," kata Hasto dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Hasto menyampaikan hal tersebut dalam kuliah umum bertema "Membangun Kekuatan Pertahanan Negara Berdasarkan Teori Geopolitik Soekarno" di hadapan ratusan perwira siswa Pendidikan Reguler (Dikreg) Angkatan ke-52 Sesko TNI di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

"Jadi, maksudnya, bagaimana misalnya sekarang kita mengimajinasikan kekuatan militer kita akan terkuat di Samudera Hindia misalnya. Sehingga, Indonesia menjadi pintu gerbang kemajuan di Pasifik. Dengan imajinasi dan ide tersebut, mari kita siapkan langkah strategisnya," katanya.

Baca juga: Hasto minta Lemhannas aktualisasikan pemikiran geopolitik Soekarno

Untuk bisa melakukannya, para perwira TNI harus meyakinkan dirinya bahwa Indonesia punya syarat untuk menjadi negara hebat, termasuk kekuatan militer.

"Lalu, bagaimana caranya pertahanan kita menjadi disegani dan menjadi penjaga perdamaian dunia? Takkan bisa kalau hanya mengandalkan APBN, tapi harus dengan strategi geopolitik," jelasnya.

Dalam kuliah umum itu, Hasto memaparkan pemikiran geopolitik Presiden pertama RI Soekarno. Menurut dia, pemikiran itu merupakan pandangan alternatif pemikiran geopolitik Amerika, Eropa, dan Asia.

Jika pemikiran geopolitik Barat cenderung memperluas wilayah, maka geopolitik Soekarno justru menjaga kedamaian di dunia. Hasto memaparkan variabel geopolitik Soekarno yang paling berpengaruh terhadap kepentingan nasional yakni sains dan teknologi, politik, dan koeksistensi damai.

Baca juga: Ketua MPR ingatkan pentingnya PPHN hadapi ketidakpastian geopolitik

Sementara itu, variabel geopolitik Soekarno yang paling berpengaruh terhadap pertahanan negara adalah kepentingan nasional, sains dan teknologi, serta politik.

"Mari kita berpikir kreatif, bagaimana pertahanan kita lebih kuat dari negara lainnya dan itu dibangun lewat imajinasi serta ide," ucapnya.

Usai sesi kuliah, Hasto memberi kesempatan dialog yang disambut dengan antusias sehingga banyak pertanyaan disampaikan ke Hasto. Dalam dialog itu, Hasto menegaskan dirinya tampil sebagai seorang akademisi yang memiliki perhatian terhadap geopolitik.

"Saya hadir di sini tidak bicara politik praktis, tapi politik pertahanan negara," ujarnya.

Baca juga: Samudera Hindia arena baru kontes geopolitik dunia