Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan bahwa kaum perempuan memiliki peran penentu dalam menjaga keamanan ruang siber (cyber security) melalui pendidikan yang diberikan kepada anak-anak sejak dini dalam lingkungan keluarga.

"Peranan ibu-ibu, kaum perempuan, ini sangat menentukan di ruang siber. Aman tidaknya ruang siber itu sangat tergantung dengan kaum perempuan karena bagaimana pun peranan ibu-ibu untuk mendidik anak-anak bagaimana menggunakan smartphone," kata Hinsa dalam acara Kartini Digital di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa ruang siber menyimpan ancaman serangan, baik bersifat teknikal maupun bersifat sosial. Dari sisi serangan yang teknikal, kata Hinsa, hal ini memang dibutuhkan pelatihan khusus untuk menguasai seluk-beluk teknologi.

Di sisi lain, imbuh Hinsa, perempuan secara umum juga dapat ambil bagian dalam pencegahan serangan yang bersifat sosial melalui langkah sederhana yaitu pendidikan sejak dini di lingkungan keluarga.

Baca juga: BSSN sebut BSI perlu digital forensik dan terbuka terkait peretasan

Dia mengatakan bahwa serangan siber yang bersifat sosial dapat menggunakan informasi yang telah direkayasa untuk mempengaruhi ide, emosi, hingga motivasi. Hinsa pun mengingatkan bahaya serangan bersifat sosial sebab berpotensi memecah persatuan bangsa.

"Kalau ini diserang, diserang maksudnya dibuat informasi-informasi yang bertentangan yang tidak sesuai dengan Pancasila, maka bangsa Indonesia ini akan pecah. Karena kita terdiri dari berbagai suku, agama, dan sebagainya. Ini yang direkayasa sedemikian rupa sehingga muncul kebencian-kebencian atau tidak ada toleransi," kata dia.

Hinsa mengatakan bahwa BSSN juga akan terus memberikan dukungan penuh dan semangat kepada kaum perempuan di Indonesia untuk meningkatkan minat dan pendidikan perempuan di dunia digital, khususnya di bidang keamanan siber.

Meski perempuan memiliki peranan penting, Hinsa tetap mengingatkan bahwa penyelenggaraan keamanan siber juga merupakan tanggung jawab bersama yang dilaksanakan secara menyeluruh sehingga diperlukan sinergi, kolaborasi, dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan.

Dia pun mengajak agar seluruh pihak bekerja sama untuk mewujudkan perempuan Indonesia yang berdaya di dunia digital.

Baca juga: Kemenag gandeng BSSN perkuat transformasi digital & layanan keagamaan

Baca juga: APJII tingkatkan kesadaran masyarakat akan isu keamanan siber

Baca juga: BSSN: Koordinasi dan kolaborasi kunci pengamanan siber KTT ke-42 ASEAN