Jakarta (ANTARA News) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengerahkan sejumlah pompa besar milik PT Dok Kodja Bahari (Persero) untuk mengurangi ketinggian air yang menggenangi ribuan rumah warga di kawasan Pluit, DKI Jakarta.

"Setelah melihat secara langsung banjir di Pluit dan Muara Baru yang sangat memprihatinkan, Dahlan langsung memerintahkan BUMN Dok Kodja Bahari untuk langsung bergerak," kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Kementerian BUMN Faisal Halimi dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu.

Menurut Faisal, selain Dok Kodja Bahari, BUMN lain yang juga ambil bagian dalam mengatasi banjir tersebut adalah PT Pelindo II dan PT Pengerukan Indonesia (Rukindo), dan PT Bank Mandiri.

"Dahlan memerintahkan Dirut Pelindo II RJ. Lino untuk mengontak PT Rukindo yang punya satu kapal keruk yang fungsinya juga bisa untuk pompa," kata Faisal.

Dahlan meninjau lokasi banjir menggunakan kapal karet milik Kostrad dan langsung menuju rumah pompa yang berlokasi di ujung Pluit dekat Muara Baru.

Dahlan menemukan bahwa dari 14 pompa yang ada, hanya dua yang berfungsi, sementara enam unit pompa dalam perbaikan, empat terendam banjir dan 1 unit sedang diistirahatkan.

Melihat kondisi banjir yang belum surut dalam waktu dekat karena ditambah dengan adanya banjir rob dari laut Muara Karang, Dahlan pun meminta Dok Kodja Bahari segera menambah pompa dengan kapasitas yang lebih besar.

Saat ini Dok Kodja Bahari memiliki sepuluh unit pompa raksasa dengan kapasitas 18 m3/menit yang biasa untuk mengeringkan dok.

"Saya minta kesepuluhnya pompa itu dikerahkan. Kalau sedang dalam perbaikan, harus secepatnya diselesaikan," tegas Dahlan.

Sebelumnya mantan Dirut PLN ini bersama Direksi Bank Mandiri sudah mendistribusikan makanan ke kampung yang hanya bisa dijangkau dengan cara menyeberangi danau Pluit dan ikut melihat rumah pompa yang kurang berdaya.

Bank Mandiri mendistribusikan 80 mesin pengolah air banjir menjadi air minum tanpa perlu menggunakan listrik.

Pada kesempatan itu Dahlan dan Dirut Bank Mandiri Zulkifli memberi contoh minum langsung air tersebut di lokasi banjir yang diikuti para pengungsi.

"Ini aman karena teknologinya terjamin. Saya sudah mengunjungi pabriknya di Bandung. Ini teknologi ciptaan alumni ITB Dr I Gede Wenten," kata Dahlan. (R017/N002)