Turki, Rusia, Ukraina, dan PBB pekan lalu mengadakan pertemuan tingkat tinggi selama dua hari di Istanbul, Turki, untuk membahas perpanjangan kesepakatan biji-bijian, namun kesepakatan belum tercapai.
"Kelanjutan Inisiatif Laut Hitam sangatlah penting," kata Griffith, wakil sekretaris jenderal PBB urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat, kepada Dewan Keamanan PBB.
"Dalam beberapa minggu terakhir, kami telah melakukan diskusi intensif dengan para pihak dalam Inisiatif Laut Hitam, untuk mendapatkan kesepakatan atas perpanjangan dan perbaikan yang dibutuhkan atas itu agar beroperasi secara efektif dan terarah," ujarnya.
"Pembicaraan ini akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan," katanya, menambahkan.
Untuk menyetujui perpanjangan lebih lanjut atas kesepakatan gandum, yang ditandatangani di Istanbul tahun lalu oleh keempat pihak, Rusia berupaya menghapuskan hambatan atas ekspor pupuknya.
Tidak ada sanksi Barat atas ekspor makanan dan pupuk Rusia tetapi negara itu mengatakan pembatasan perbankan berpengaruh terhadap ekspornya.
Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina menandatangani kesepakatan pada Juli tahun lalu di Istanbul untuk melanjutkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina, yang terhenti sesaat perang Rusia-Ukraina mulai berlangsung pada Februari, untuk mengatasi krisis makanan global.
Lebih dari 30 juta metrik ton biji-bijian dan bahan makanan telah diekspor dari Ukraina sejak Agustus tahun lalu, menurut PBB.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ukraina punya pilihan lain jika perjanjian ekspor gandum berakhir
Baca juga: PBB desak kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam dilanjutkan