Beijing (ANTARA/PRNewswire) -- Pada hari Minggu kedua di Mei setiap tahun, berbagai orang di seluruh dunia memperingati peran ibu, mengungkapkan cinta dan terima kasih atas sosok ibu yang telah memberikan kehidupan, kasih sayang, dan perhatian.
 
Keluarga adalah sekolah pertama bagi seseorang, dan orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak.



Maka, Ibu dari Presiden Tiongkok Xi Jinping, Qi Kin selalu membina dan mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang dan penuh perhatian.



Xi, sangat dipengaruhi ucapan dan perbuatan Qi, selalu mendengarkan nasihat Sang Ibu, dan tidak pernah melupakan motivasi yang melatarbelakangi tindakannya.



Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anak



Pada 1939, Qi yang kala itu berusia 15 tahun bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (CPC), dan menjadi pendukung setia prinsip serta nilai CPC. Dia selalu mempertimbangkan situasi dan bekerja di tingkat akar rumput, bahkan bekerja keras ketika mengemban berbagai jabatan.



"Bekerja keras, belajar sungguh-sungguh, dan mengurusi segala hal dengan baik," Qi mengenang perkataan Sang Suami sebagai mottonya. Qi juga memakai perkataan dan perbuatannya sebagai pengaruh positif bagi anak-anaknya.



Qi menjalani kehidupan yang bersahaja, dan jalan hidup ini menjadi tradisi keluarga. Terlepas dari sulitnya merawat keluarga sembari bekerja, dia tak pernah mengorbankan pekerjaan. Gaya hidup dan suasana keluarga ini telah menjadi panduan dalam prinsip yang dipegang Xi.



Selama bertahun-tahun, Xi telah berulang kali menekankan pentingnya peran keluarga, pendidikan keluarga, dan kebaikan.



Ketika bertemu dengan perwakilan National Conference of Model Families yang pertama pada 2016, Xi mendorong orang tua agar mendidik anak-anak lewat perkataan dan perbuatan baik, serta mengajarkan ilmu pengetahuan dan prinsip sekaligus mempraktikkan apa yang telah diajarkan. "Orang tua harus membantu anak-anak agar mandiri, serta mengambil langkah awal dalam perjalanan hidupnya."



Saat beranjak remaja, Xi mendapat alat menjahit dari Sang Ibu—hadiah yang memberikan keberanian bagi Xi untuk menghadapi masa-masa sulit, serta mengambil "langkah awal dalam kehidupan".



Pada sisi luar dari tas alat menjahit ini, Qi memakai benang berwarna merah untuk menyulam tulisan "niang de xin" (buah hati ibu).



"Bentuk pengabdian terbesarmu adalah bekerja dengan sebaik-baiknya"



Sebagai anak yang berbakti, Xi selalu meluangkan waktu dengan Sang Ibu sebisa mungkin. Meski jadwal kerjanya padat, Xi kerap menyempatkan berjalan-jalan bersama Sang Ibu.



Saat Xi tidak dapat mengunjungi orang tuanya karena sibuk bekerja pada Imlek 2001, Qi menelepon Sang Anak, dan berkata bahwa selama dia bekerja dengan sebaik-baiknya, Xi telah menunjukkan pengabdian terbesar bagi dirinya dan Sang Ayah.



"Putraku, aku memiliki begitu banyak cerita untukmu. Namun, lewat satu kalimat, saya berharap kamu mengemban tanggung jawab dengan sebaik-baiknya, seberat apa pun tanggung jawab tersebut," kata Qi kepada Xi lewat sambungan telepon.



Dukungan Qi sangat menginspirasi Xi untuk melayani publik dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang bahagia bagi keluarga Tiongkok.



Sebagai seorang remaja, Xi berharap "rakyat dapat menyantap daging sebagai makanan." Ketika berusia 60 tahun, dia tampil sebagai "pelayan rakyat" dan bertemu dengan warga desa di Shibadong, sebuah desa etnis minoritas Miao di Provinsi Hunan, Tiongkok Tengah.



Seperti yang disampaikan Xi dalam penutupan sesi pertama Kongres Rakyat Nasional Ke-14, kepercayaan rakyat adalah motivasi terbesar yang mendorongnya untuk melangkah ke depan, dan hal ini menjadi tanggung jawab besar yang diembannya.






Source : CGTN



Press Contact



NARAHUBUNG: Jiang Simin, +86-188-2655-3286, cgtn@cgtn.com