Bappenas: Proyeksi penduduk Indonesia pada tahun 2045 capai 324 juta
16 Mei 2023 12:41 WIB
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso saat melihat pameran di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (16/5/2023). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa hasil proyeksi total penduduk Indonesia 2020-2050 dengan skenario trend business as usual akan mencapai 324 juta pada tahun 2045, bertambah 54,42 juta orang.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2023 dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024, peluncuran Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, serta Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa.
“Pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67 persen (pada 2045), setiap tahun melambat terus. Proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada tahun 2020 menjadi 19,61 persen pada tahun 2045, sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada tahun 2045,” ungkap dia.
Pihaknya bersama Badan Pusat Statistik (BPS) disebut telah melakukan perhitungan proyeksi penduduk 2020-2050 dengan tiga skenario.
Pertama ialah skenario trend business as usual tanpa ada kebijakan. Hasil dari skenario tersebut adalah Total Fertility Rate/TFR (rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur/reproduksi) tterus menurun hingga 1,9 poin pada tahun 2045 yang diiringi Infant Mortality Rate (IMR) (angka kematian bayi) mencapai 7,85 poin.
Skenario kedua adalah moderat dengan menargetkan TFR berada di angka 2,0 poin dengan nilai IMR mencapai 5,8 poin.
“Terakhir adalah skenario optimis. Skenario ini yang akan kita capai dengan menargetkan usia harapan hidup sebesar 80 tahun yang sederajat dengan negara-negara maju. Nilai TFR di jaga pada angka 2,0 dan infant mortality rate mencapai 4,2,” ucap Suharso.
Saat ini, perubahan struktur penduduk dikatakan sedang mengalami perubahan yang sangat cepat. Tahun 2023, India menjadi negara dengan penduduk terbanyak menggantikan Tiongkok yang diperkirakan sudah mengalami pertumbuhan penduduk negatif sejak tahun 2021.
Adapun Indonesia pada tahun 2020 masih menjadi negara penduduk keempat terbesar di dunia.
Namun, pada tahun 2045, posisi Indonesia menurun ke peringkat ke-6 karena pertumbuhan penduduk mulai melambat sejak tahun 2030-an. “Posisi ke-4 dan ke-5 akan ditempati oleh Nigeria dan Pakistan,” kata Kepala Bappenas.
Baca juga: BKKBN: Pertumbuhan penduduk terjaga seimbang dan tak ada resesi seks
Baca juga: Indonesia hadapi kompleksitas akibat jumlah penduduk tinggi
Baca juga: Suharso ungkap perlu peningkatan kualitas SDM hadapi disrupsi digital
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2023 dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024, peluncuran Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, serta Peluncuran Proyeksi Penduduk 2020-2050 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa.
“Pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67 persen (pada 2045), setiap tahun melambat terus. Proporsi penduduk usia 0-14 tahun turun dari 24,56 persen pada tahun 2020 menjadi 19,61 persen pada tahun 2045, sementara penduduk usia 65 tahun ke atas naik dari 6,16 persen menjadi 14,61 persen pada tahun 2045,” ungkap dia.
Pihaknya bersama Badan Pusat Statistik (BPS) disebut telah melakukan perhitungan proyeksi penduduk 2020-2050 dengan tiga skenario.
Pertama ialah skenario trend business as usual tanpa ada kebijakan. Hasil dari skenario tersebut adalah Total Fertility Rate/TFR (rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia subur/reproduksi) tterus menurun hingga 1,9 poin pada tahun 2045 yang diiringi Infant Mortality Rate (IMR) (angka kematian bayi) mencapai 7,85 poin.
Skenario kedua adalah moderat dengan menargetkan TFR berada di angka 2,0 poin dengan nilai IMR mencapai 5,8 poin.
“Terakhir adalah skenario optimis. Skenario ini yang akan kita capai dengan menargetkan usia harapan hidup sebesar 80 tahun yang sederajat dengan negara-negara maju. Nilai TFR di jaga pada angka 2,0 dan infant mortality rate mencapai 4,2,” ucap Suharso.
Saat ini, perubahan struktur penduduk dikatakan sedang mengalami perubahan yang sangat cepat. Tahun 2023, India menjadi negara dengan penduduk terbanyak menggantikan Tiongkok yang diperkirakan sudah mengalami pertumbuhan penduduk negatif sejak tahun 2021.
Adapun Indonesia pada tahun 2020 masih menjadi negara penduduk keempat terbesar di dunia.
Namun, pada tahun 2045, posisi Indonesia menurun ke peringkat ke-6 karena pertumbuhan penduduk mulai melambat sejak tahun 2030-an. “Posisi ke-4 dan ke-5 akan ditempati oleh Nigeria dan Pakistan,” kata Kepala Bappenas.
Baca juga: BKKBN: Pertumbuhan penduduk terjaga seimbang dan tak ada resesi seks
Baca juga: Indonesia hadapi kompleksitas akibat jumlah penduduk tinggi
Baca juga: Suharso ungkap perlu peningkatan kualitas SDM hadapi disrupsi digital
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023
Tags: