Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Fadel Muhammad mengatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai pola pikir entrepreneur atau kewirausahaan.

"Kalau pemimpin mempunyai pola pikir entrepreneur, dia berbuat sesuatu yang distinguish (membedakan) di setiap jabatannya," kata Fadel dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Fadel menyebutkan hal itu ketika menyampaikan kuliah umum bertema Peran Kewirausahaan Sektor Publik Model Fadel untuk Peningkatan Kualitas Kinerja Pemerintah Daerah di Kampus Universitas Udayana Denpasar, Bali, Senin.

Menurut dia, manajer publik atau kepala daerah berperan penting dalam menyebarkan nilai-nilai kewirausahaan di lingkungan pemerintahan, serta menentukan berhasil tidaknya implementasi kewirausahaan sektor publik model Fadel.

"Karakteristik daerah, visi kepala daerah, dan gaya kepemimpinan daerah adalah faktor yang cukup penting menentukan keberhasilan kewirausahaan sektor publik model Fadel," katanya.

Dijelaskan pula bahwa kinerja pemerintahan yang baik diukur dari tiga hal. Pertama, adanya peningkatan kualitas pelayanan publik yang dapat dilihat dari indeks kepuasan masyarakat.

Kedua, tidak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang diukur dari Indeks Persepsi Korupsi. Ketiga, akuntabilitas kinerja berkualitas yang dilihat dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah.

Selain itu, kata dia, di sektor publik perlu pula upaya memfasilitasi proses perubahan lingkungan birokrasi pemerintahan agar perilakunya berubah. Hal itu dapat dicapai salah satunya melalui pola pikir kewirausahaan.

"Kewirausahaan di sektor publik adalah instrumen yang dibutuhkan untuk membangkitkan kreativitas dan inovasi agar perubahan di sektor publik dapat dilakukan," kata Fadel.

Perubahan yang diinginkan tersebut adalah terciptanya kinerja pemerintah daerah dalam pelayanan publik yang berkualitas. Hal itu, menurut Fadel, dipengaruhi oleh kapasitas manajemen kewirausahaan, faktor lingkungan makro, endowment daerah, dan budaya organisasi.

"Kapasitas manajemen kewirausahaan memegang peranan kunci dalam membentuk peningkatan kualitas kinerja pemerintahan daerah," ujarnya.

Fadel juga menjelaskan penerapan kewirausahaan sektor publik model Fadel. Di Gorontalo, hal itu direpresentasikan melalui state limited intervention policy, yakni fungsi kepemerintahan berdasarkan manajemen modern yang lazim dianut sektor swasta.

"Gubernur bertindak sebagai chief executive officer (CEO), wagub sebagai deputi CEO, sekda sebagai chief operating officer (COO), kepala badan keuangan daerah sebagai chief financial officer (CFO), dan kepala dinas sebagai division head," ujar dia.

Dengan model itu, menurut Fadel, akan tercipta sinergi yang mampu meningkatkan kinerja birokrasi dengan memangkas pita merah (red tape) birokrasi.

Selanjutnya, tata kelola anggaran dibuat dengan mengedepankan kaidah efficient, effective, economy, dan relevant.

Selain itu, juga membuat program quick winning untuk menenangkan hati rakyat dengan melakukan percepatan laju lokomotif pertumbuhan ekonomi Gorontalo, yaitu pertanian dengan fokus peningkatan produksi jagung melalui sembilan pilar agropolitan.

"Kewirausahaan di sektor swasta adalah untuk mencari uang untuk dirinya, sedangkan kewirausahaan di sektor publik (pemerintahan) kita berpikir untuk rakyat," kata Fadel.

Baca juga: Waka MPR: Pemerintah harus dorong wujudkan ketahanan pangan desa
Baca juga: Fadel nilai Mahfud tepat jadi cawapres sebab berani suarakan kebenaran