"Dengan teknologi mikro hidrolik yang sudah dipatenkan, instalasi ini bisa berguna untuk membantu warga atas ketersediaan air bersih," kata Direktur Operasional LAPI Indowater ITB, Rusnandi Garsadi, di Jakarta, Sabtu.
Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri ITB bekerja sama dengan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum, selanjutnya akan menelaah kembali titik banjir mana yang akan menjadi lokasi perdana untuk beroperasinya instalasi ini.
"Lokasi utama pengoperasian instalasi ini, titik-titik banjir dekat arus sungai agar airnya dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi air bersih aman konsumsi," kata Garsadi. Mereka akan bergerak cepat mengerahkan instalasi-instalasi vital itu.
"Instalasi pengolah air ini sudah terbukti unggul karena pernah beberapa kali diopersikan, seperti misalnya di banjir kanal pada Desember lalu, kemudian sewaktu bencana tsunami di Padang, instalasi ini juga ikut beroperasi," ujarnya.
Sementara itu, Dokter Tim Tanggap Bencana PB IDI, Asturi Putri, mengatakan, hal yang paling krusial dibutuhkan korban banjir saat ini adalah air bersih. "Kekurangan air bersih dapat membuat warga mudah terserang penyakit seperti diare, infeksi saluran pernafasan atas, dan penyakit lain," katanya.
(I029)