Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Metro Jaya mengerahkan 728 personel gabungan untuk mengamankan kawasan-kawasan perumahan tergenang banjir bandang Jakarta. Mereka juga dilengkapi 18 perahu karet untuk menolong korban-korban banjir.


Hingga hari ketiga banjir bandang Jakarta, masih banyak warga kawasan banjir yang menolak diungsikan. Kebanyakan alasannya adalah khawatir akan keamanan rumah dan harta benda mereka mengingat listrik mati sehingga gelap total terjadi pada malam hari.



"Kami sudah mengerahkan semua personel terutama di tempat-tempat yang juga terjadi pemadaman listrik, di antaranya bundaran Hotel Indonesia, Kampung Melayu, Daan Mogot, dan Jakarta Utara," kata Kepada Divisi Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Rikwanto, melalui telefon genggamnya, di Jakarta, Jumat malam.


Rikwanto mengatakan, selain personel Kepolisian Daerah Metro Jaya, pengamanan kawasan banjir Jakarta juga melibatkan 478 personel Markas Besar Kepolisian Indonesia dari Korps Brimob, Korps Lalu-lintas, dan Kepolisian Perairan, yang menurunkan 22 perahu karet.



Di tingkat kewilayahan, polisi dari seluruh kepolisian resor Kepolisian Daerah Metro Jaya di wilayah Jakarta mengerahkan 1.575 personel untuk membantu proses evakuasi warga korban banjir.

Terkait pemadaman listrik di sejumlah wilayah Jakarta, Rikwanto mengatakan, Kepolisian Daerah Metro Jaya telah berkoordinasi dengan PT PLN, selain mengamankan sejumlah titik kemacetan.

"Karena banjir, lalu-lintas diatur agar orang tidak terjebak. Kalau pun ada yang terjebak, kami carikan jalur alternatif dengan sistem buka-tutup," kata Rikwanto.

Tentang pemadaman listrik, hal itu harus dilakukan karena kawasan-kawasan yang listriknya dimatikan diketahui rawan hubungan pendek listrik. "Rawan korsleting ataupun korban kesetrum," katanya.

"Rumahnya tidak apa, tapi orangnya di luar (kondisi) basah dan kadang-kadang menarik kabel listrik. Itu yang jadi masalah," kata Rikwanto.




(I026)