Jakarta (ANTARA) - Pakar Forensik Digital dan Komputer dari Vaksincom Alfons Tanujaya menyebutkan nasabah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa mengganti kredensial data-data sensitif terkait akun layanan perbankan mereka sebagai mitigasi dari kasus serangan siber yang dialami bank tersebut.

"Data sensitif seperti kredensial mobile banking, internet banking, email dan lainnya akan bocor dan diharapkan pemilik akun segera mengganti semua kredensial m-Banking, internet banking dan pin ATM," ujar Alfons dalam pesan elektroniknya yang diterima ANTARA, Sabtu.

Menurut dia, langkah itu tidak hanya perlu dilakukan oleh para nasabah, tapi, juga karyawan maupun pihak lainnya yang memiliki afiliasi dengan BSI.

Mitigasi itu penting dilakukan agar ketika data yang dibobol itu sudah disebar ke pihak yang tidak bertanggung jawab maka pihak terkait tidak akan dirugikan karena data sudah berubah.

"Harap semua karyawan, nasabah dan pihak yang terafiliasi dengan bank menyadari hal ini dan mempersiapkan mitigasinya," kata Alfons.

Baca juga: BSI terus lindungi data & dana nasabah, perkuat sistem keamanan siber

BSI mengungkapkan pada Kamis (11/5) layanan perbankan-nya sulit diakses karena adanya dugaan serangan siber. Para nasabah khususnya mulai mengalami masalah kesulitan akses sejak Senin (8/5).

Meski begitu, kini layanannya sudah mulai berangsur membaik dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi telah menjanjikan adanya perbaikan pengamanan sistem IT perseroan.

"Gangguan di IT BSI sebenarnya telah dapat dipulihkan (recover operation) segera dan ini merupakan response recovery yang baik. Prioritas utama kami menjaga data dan dana nasabah," ujar Hery.

Terkait kasus serangan siber yang dialami BSI, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan Friderica Widyasari Dewi menyampaikan bahwa OJK memberikan perhatian besar kepada pelindungan nasabah dan konsumen.

Dia mengharapkan agar sistem IT yang digunakan bank semakin memperkuat aspek pelindungan konsumen.

“Selanjutnya, OJK mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati dalam melakukan transaksi, mewaspadai potensi penipuan maupun tindak kejahatan lainnya yang mengatasnamakan suatu bank, serta melakukan verifikasi kebenaran informasi yang beredar,” kata Friderica.

Baca juga: BSI kembali beroperasi normal, OJK minta masyarakat tetap tenang

Baca juga: Hoaks! Bank BSI undang ustadz untuk menangani masalah server

Baca juga: Anggota DPR RI minta perkuat sistem perbankan syariah