Bupati: Kader kesehatan berperan penting pada penurunan stunting
13 Mei 2023 19:01 WIB
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat memberikan arahan pada gerakan cegah stunting di Puskesmas Pariwisata Prambanan, Sabtu (13/5/2023). ANTARA/HO-Bagian Prokopim Setda Sleman
Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kustini Sri Purnomo, menyatakan bahwa kader kesehatan memiliki peran penting dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Sleman.
"Para kader kesehatan memiliki peran penting dalam mensosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat," kata Kustini saat memberikan arahan pada gerakan cegah stunting sekaligus meresmikan Mushala Ibnu Sina di Puskesmas Pariwisata Prambanan, Sabtu.
Menurut dia, dengan komitmen bersama, maka diyakini jumlah anak stunting di Sleman dapat semakin menurun.
"Kaderlah yang dapat menggerakkan masyarakat secara langsung. Melalui pendekatan dan sosialisasi, masyarakat dapat lebih cepat memahami cara penanggulangan stunting," katanya.
Baca juga: Kader kesehatan bisa berkolaborasi deteksi stunting anak
Baca juga: Kader posyandu harus pahami kaitan stunting-kesehatan gigi
Ia mengatakan pencegahan stunting dapat dimulai dengan sosialisasi kepada para remaja ataupun calon pengantin. Sehingga mereka dapat memahami bagaimana mempersiapkan gizi yang tepat untuk calon bayi.
"Harus selalu diingat bersama bahwa anjuran usia pernikahan yakni, minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan kesiapan usia, kesehatan fisik maupun psikis, menjadi salah satu upaya untuk meminimalisir terjadinya stunting pada anak," katanya.
Ia juga berharap dengan peresmian Mushala Ibnu Sina, maka fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan secara baik. Tak hanya untuk karyawan Puskesmas Pariwisata Prambanan, namun juga bagi masyarakat umum.
Kepala Puskesmas Pariwisata Prambanan Toto Suharto mengatakan bahwa angka stunting di kawasan Kapanewon (Kecamatan) Prambanan mengalami penurunan.
"Data stunting di Prambanan pada 2021 sebesar 6,4 persen sedangkan pada 2022 turun menjadi 6,29 persen," katanya.
Toto mengatakan akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting, salah satunya dengan menggiatkan sosialisasi.
"Dengan semangat bersama, kami akan terus upayakan dengan slogan 'Smart' yang dimiliki Puskesmas Pariwisata Prambanan. Solid, mumpuni, akurat, responsif, dan tangguh," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama menyampaikan apresiasi karena capaian angka stunting di kawasan Kapanewon Prambanan yang berhasil di bawah angka Kabupaten Sleman.
"Angka stunting di Prambanan yang berhasil turun hingga 6,29 persen patut diapresiasi. Bahkan lebih rendah dari jumlah di Kabupaten Sleman yang berada di angka 6,88 persen. Keberhasilan ini semoga bisa semakin menurun dan menjadi acuan bagi Kapanewon lain," katanya.
Cahya menambahkan, salah satu cara mudah untuk mengingat pencegahan stunting adalah dengan langkah "ABCDE". Langkah tersebut dapat dilakukan oleh remaja putri sebelum menikah hingga setelah melahirkan.
"Perlu diingat ABCDE. Aktif minum tablet tambah darah, Bumil (ibu hamil) harus teratur memeriksakan kehamilannya, Cukup mengonsumsi protein hewani untuk bayi, Datang ke posyandu setiap bulan dan Eksklusif ASI enam bulan," katanya.*
Baca juga: Sleman targetkan tiga persen prevalensi stunting
Baca juga: Bank Dunia belajar keberhasilan penanganan stunting di Sleman
"Para kader kesehatan memiliki peran penting dalam mensosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat," kata Kustini saat memberikan arahan pada gerakan cegah stunting sekaligus meresmikan Mushala Ibnu Sina di Puskesmas Pariwisata Prambanan, Sabtu.
Menurut dia, dengan komitmen bersama, maka diyakini jumlah anak stunting di Sleman dapat semakin menurun.
"Kaderlah yang dapat menggerakkan masyarakat secara langsung. Melalui pendekatan dan sosialisasi, masyarakat dapat lebih cepat memahami cara penanggulangan stunting," katanya.
Baca juga: Kader kesehatan bisa berkolaborasi deteksi stunting anak
Baca juga: Kader posyandu harus pahami kaitan stunting-kesehatan gigi
Ia mengatakan pencegahan stunting dapat dimulai dengan sosialisasi kepada para remaja ataupun calon pengantin. Sehingga mereka dapat memahami bagaimana mempersiapkan gizi yang tepat untuk calon bayi.
"Harus selalu diingat bersama bahwa anjuran usia pernikahan yakni, minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Dengan kesiapan usia, kesehatan fisik maupun psikis, menjadi salah satu upaya untuk meminimalisir terjadinya stunting pada anak," katanya.
Ia juga berharap dengan peresmian Mushala Ibnu Sina, maka fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan secara baik. Tak hanya untuk karyawan Puskesmas Pariwisata Prambanan, namun juga bagi masyarakat umum.
Kepala Puskesmas Pariwisata Prambanan Toto Suharto mengatakan bahwa angka stunting di kawasan Kapanewon (Kecamatan) Prambanan mengalami penurunan.
"Data stunting di Prambanan pada 2021 sebesar 6,4 persen sedangkan pada 2022 turun menjadi 6,29 persen," katanya.
Toto mengatakan akan terus berupaya untuk menurunkan angka stunting, salah satunya dengan menggiatkan sosialisasi.
"Dengan semangat bersama, kami akan terus upayakan dengan slogan 'Smart' yang dimiliki Puskesmas Pariwisata Prambanan. Solid, mumpuni, akurat, responsif, dan tangguh," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama menyampaikan apresiasi karena capaian angka stunting di kawasan Kapanewon Prambanan yang berhasil di bawah angka Kabupaten Sleman.
"Angka stunting di Prambanan yang berhasil turun hingga 6,29 persen patut diapresiasi. Bahkan lebih rendah dari jumlah di Kabupaten Sleman yang berada di angka 6,88 persen. Keberhasilan ini semoga bisa semakin menurun dan menjadi acuan bagi Kapanewon lain," katanya.
Cahya menambahkan, salah satu cara mudah untuk mengingat pencegahan stunting adalah dengan langkah "ABCDE". Langkah tersebut dapat dilakukan oleh remaja putri sebelum menikah hingga setelah melahirkan.
"Perlu diingat ABCDE. Aktif minum tablet tambah darah, Bumil (ibu hamil) harus teratur memeriksakan kehamilannya, Cukup mengonsumsi protein hewani untuk bayi, Datang ke posyandu setiap bulan dan Eksklusif ASI enam bulan," katanya.*
Baca juga: Sleman targetkan tiga persen prevalensi stunting
Baca juga: Bank Dunia belajar keberhasilan penanganan stunting di Sleman
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023
Tags: