Kerajinan limbah kayu asal Purbalingga bidik pasar ekspor
13 Mei 2023 17:10 WIB
Pemilik usaha kerajinan limbah kayu "D&D Craft" Hendi menunjukkan produk stoples kerupuk dari limbah kayu yang dipamerkan pada kegiatan Bursa Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Jawa Tengah 2023 di kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (13/5/2023). ANTARA/Sumarwoto
Purwokerto (ANTARA) - Kerajinan limbah kayu "D&D Craft" yang dikelola Suhendi (46), warga Desa Majatengah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mulai membidik pasar ekspor setelah produknya dikenal di sejumlah daerah.
"Kemarin ada sedikit ekspor ke Singapura setelah kami dipertemukan dengan pembeli oleh Bank Indonesia," kata Suhendi saat ditemui dalam kegiatan Bursa Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Jawa Tengah 2023 di kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Sebagai salah satu binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, dia mengharapkan ke depan peluang ekspor kerajinan limbah kayu buatannya semakin terbuka lebar.
Dia mengaku telah menekuni kerajinan limbah kayu tersebut sejak tahun 2017 dan hingga saat ini pasarnya relatif bagus.
"Tapi 'kan pasar juga tergantung kita, kalau terus melakukan inovasi terhadap produk yang kita buat, pasti produk akan diterima oleh pasar," jelasnya.
Oleh karenanya saat baru memulai usaha kerajinan tersebut, dia terus berupaya membuka pasar dengan berbagai inovasi hingga akhirnya produk yang dihasilkan "D&D Craft" mulai diterima pasar meskipun saat itu masih lokal.
Akan tetapi dalam perkembangannya, pasar kerajinan limbah kayu tersebut mulai meluas seiring dengan pemanfaatan teknologi informatika khususnya media sosial.
"Apalagi sekarang dengan adanya IG (Instagram) kan lebih mudah, secara online, cari reseller," jelasnya.
Terkait dengan pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia, pria yang akrab disapa Hendi itu mengakui jika selama ini Bank Indonesia banyak memberi dukungan secara totalitas.
Dengan demikian, kata dia, dalam hal pemasaran hingga pengembangan selalu dipantau dan didampingi oleh tim dari Bank Indonesia.
"Terutama dalam pemasaran, kami didampingi oleh Bank Indonesia," tegasnya.
Menurut dia, pendampingan tersebut di antaranya dengan mengikutsertakan dalam kegiatan pameran, sehingga bisa menemukan konsumen-konsumen baru.
Ia pun merasakan dampak positif dari pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia karena nilai penjualan produknya mengalami peningkatan drastis.
"Sebelum mendapat pendampingan, penjualan kami dalam sebulan paling Rp5 juta namun sekarang bisa mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan," jelasnya.
Saat ini, kata dia, reseller produk kerajinan limbah kayu "D&D Craft" tersebar di sejumlah daerah seperti Bali, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
Terkait dengan keikutsertaan dalam Bursa KUKM Jateng 2023, Hendi mengharapkan hal itu bisa memperkenalkan kerajinan limbah kayu yang diproduksi masyarakat Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.
"Kerajinan limbah kayu yang kami buat di antaranya talenan, stoples kerupuk, kursi kayu, tas kayu, dan lain-lain," katanya.
Selain itu, pihaknya juga ingin membangun jejaring pemasaran dengan pelaku usaha lain yang mengikuti Bursa KUKM termasuk pelaku usaha kafe yang tidak menutup kemungkinan bisa menggunakan produk lokal tersebut.
Menurut dia, sejumlah produk kerajinan limbah kayu yang dipamerkan di Bursa KUKM Jateng 2023 juga sudah laku terjual.
Baca juga: Mengenal Bralink EV1, motor listrik buatan pemuda Purbalingga
"Kemarin ada sedikit ekspor ke Singapura setelah kami dipertemukan dengan pembeli oleh Bank Indonesia," kata Suhendi saat ditemui dalam kegiatan Bursa Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Jawa Tengah 2023 di kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu.
Sebagai salah satu binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, dia mengharapkan ke depan peluang ekspor kerajinan limbah kayu buatannya semakin terbuka lebar.
Dia mengaku telah menekuni kerajinan limbah kayu tersebut sejak tahun 2017 dan hingga saat ini pasarnya relatif bagus.
"Tapi 'kan pasar juga tergantung kita, kalau terus melakukan inovasi terhadap produk yang kita buat, pasti produk akan diterima oleh pasar," jelasnya.
Oleh karenanya saat baru memulai usaha kerajinan tersebut, dia terus berupaya membuka pasar dengan berbagai inovasi hingga akhirnya produk yang dihasilkan "D&D Craft" mulai diterima pasar meskipun saat itu masih lokal.
Akan tetapi dalam perkembangannya, pasar kerajinan limbah kayu tersebut mulai meluas seiring dengan pemanfaatan teknologi informatika khususnya media sosial.
"Apalagi sekarang dengan adanya IG (Instagram) kan lebih mudah, secara online, cari reseller," jelasnya.
Terkait dengan pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia, pria yang akrab disapa Hendi itu mengakui jika selama ini Bank Indonesia banyak memberi dukungan secara totalitas.
Dengan demikian, kata dia, dalam hal pemasaran hingga pengembangan selalu dipantau dan didampingi oleh tim dari Bank Indonesia.
"Terutama dalam pemasaran, kami didampingi oleh Bank Indonesia," tegasnya.
Menurut dia, pendampingan tersebut di antaranya dengan mengikutsertakan dalam kegiatan pameran, sehingga bisa menemukan konsumen-konsumen baru.
Ia pun merasakan dampak positif dari pendampingan yang diberikan oleh Bank Indonesia karena nilai penjualan produknya mengalami peningkatan drastis.
"Sebelum mendapat pendampingan, penjualan kami dalam sebulan paling Rp5 juta namun sekarang bisa mencapai Rp20 juta hingga Rp25 juta per bulan," jelasnya.
Saat ini, kata dia, reseller produk kerajinan limbah kayu "D&D Craft" tersebar di sejumlah daerah seperti Bali, Surabaya, Bandung, dan Jakarta.
Terkait dengan keikutsertaan dalam Bursa KUKM Jateng 2023, Hendi mengharapkan hal itu bisa memperkenalkan kerajinan limbah kayu yang diproduksi masyarakat Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga.
"Kerajinan limbah kayu yang kami buat di antaranya talenan, stoples kerupuk, kursi kayu, tas kayu, dan lain-lain," katanya.
Selain itu, pihaknya juga ingin membangun jejaring pemasaran dengan pelaku usaha lain yang mengikuti Bursa KUKM termasuk pelaku usaha kafe yang tidak menutup kemungkinan bisa menggunakan produk lokal tersebut.
Menurut dia, sejumlah produk kerajinan limbah kayu yang dipamerkan di Bursa KUKM Jateng 2023 juga sudah laku terjual.
Baca juga: Mengenal Bralink EV1, motor listrik buatan pemuda Purbalingga
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023
Tags: