"Namun demikian, kami tidak bisa memastikan karena intensitas hujan di suatu kawasan di luar kendali kami, karena itu saya berhara semua warga ikut bersama-sama melakukan pencegahan banjir," katanya di Pemkot Surabaya, Kamis.
Menurut dia, hampir 80 persen sungai-sungai utama di Surabaya sudah dilakukan pengerukan.
Risma mengatakan pencegahan banjir tidak bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus intensif. Ia mencontohkan, tiga bulan lalu, pihaknya sudah mengeruk sungai di Ketintang.
"Tapi sekarang, endapan lumpur sudah tinggi. Jadi, dikeruk lagi," ujarnya.
Parameter lain Surabaya lebih siap menghadapi banjir, kata Risma, beberapa kawasan langganan genangan air, kini sudah tidak lagi tergenang seperti sebelumnya.
Untuk itu, dia juga mengimbau masyarakat ikut proaktif dalam upaya pencegahan banjir. Hal ini dikarenakan kebiasaan warga yang masih sering membuang sampah sembarangan.
"Kebiasaan buruk itulah yang membuat tugas kami lebih berat. Jika biasanya petugas Dinas Kebersihan mengeruk got, sekarang saya mobilisasi di pintu-pintu air untuk menarik sampah. Itu 24 jam, karena kalau tidak, pompa air kita tidak bisa jalan (rusak)," katanya.
(A052/E011)