Tersangka utama pembacokan di Pomad sempat berpindah dua kali
12 Mei 2023 18:10 WIB
Kapolresta Bogor Kota Kombes Polisi Bismo Teguh Prakoso saat merangkul ayah angkat Arya Saputra, yakni Rujai usai jumpa pers ungkap kasus pembacokan anaknya di Mapolresta Bogor Kota, Jumat (12/5/2023) sore. ANTARA/Linna Susanti
Kota Bogor (ANTARA) - Polresta Bogor Kota, Jawa Barat, mengungkapkan ASR alias Tukul, tersangka utama pembacokan siswa kelas X SMK Bina Warga bernama Arya Saputra di Simpang Pomad, Jalan Raya Jakarta-Bogor, sempat berpindah dua kali selama dua bulan pelariannya hingga akhirnya ditangkap.
Kapolresta Bogor Kota Komisaris Besar Polisi Bismo Teguh Prakoso saat ungkap kasus tersebut di Mapolresta Bogor Kota, Jumat sore, mengatakan ASR merasa ketakutan setelah melihat kejadian tersebut viral dan ditangani pihak kepolisian sehingga sehari setelah kejadian pembacokan langsung melarikan diri.
"Pelaku inj ke Cianjur, bertemu dukun berharap tidak bisa ketangkap. Kemudian lanjut ke Terminal Kampung Rambutan Jakarta menuju Yogyakarta," kata Kombes Bismo.
Ia menuturkan bahwa ASR menganggap Yogyakarta adalah daerah dengan biaya hidup yang murah sehingga dia pergi ke daerah itu selama dua bulan ini.
Baca juga: Buron pelaku pembacokan siswa di Pomad Bogor ditangkap di Yogyakarta
ASR berbekal uang iuran pembuatan jaket teman-temannya sebesar Rp1 juta yang dia bawa untuk biaya selama di Yogya. Dia membawa kabur uang itu untuk bertahap hidup.
Sesampainya di Yogyakarta, ASR tidur berpindah-pindah di terminal, kemudian jadi pengamen. Saat ditangkap polisi di wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (11/5) siang, ASR sedang mulai bekerja di sebuah warung mie.
ASR dibekuk polisi ketika melayani pelanggan di warung tempatnya bekerja tanpa perlawanan.
Baca juga: Polisi tetapkan pelaku utama pembacokan siswa di Pomad sebagai buron
Selama pelariannya, kata Kombes Bismo, keluarga ASR tidak mengetahui lokasi keberadaan anaknya dan tidak berkomunikasi sama sekali setelah kejadian pembacokan tersebut.
ASR menjadi pelaku utama pembacokan terhadap Arya Saputra karena temannya MA dan SA merasa tertantang oleh kelompok A yang mengunggah foto di beranda akun media sosial kelompok teman-teman ASR.
Mereka bertiga merupakan sekawan yang membacok AS di kawasan lampu lalu lintas perempatan Simpang Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, pada Jumat, 10 Maret 2023, pukul 9.30 WIB.
Baca juga: Pelaku utama pembacokan siswa di Pomad Bogor adalah residivis
Ketiganya menggunakan sepeda motor dari arah Cibinong dan langsung menyabetkan pedang panjang ke arah AS yang berada di median jalan sedang berjalan dengan teman-temannya hendak menyeberang.
Arya Saputra menjadi korban salah sasaran karena target ASR dan teman-temannya adalah A yang menantang mereka melalui akun media sosial Instagram, namun saat itu A tidak ada di lokasi.
"Jadi, awalnya dia diajak karena ada tantangan A alias Ambon, bukan nama suku tapi sebutan saja, karena mem-posting foto di media sosial kelompok dari temannya," jelas Kombes Bismo.
Baca juga: Polresta Bogor tangkap dua pelaku pembacokan pelajar di Pomad
Baca juga: Pemkab Bogor wujudkan cita-cita almarhum Arya Saputra renovasi rumah
Kapolresta Bogor Kota Komisaris Besar Polisi Bismo Teguh Prakoso saat ungkap kasus tersebut di Mapolresta Bogor Kota, Jumat sore, mengatakan ASR merasa ketakutan setelah melihat kejadian tersebut viral dan ditangani pihak kepolisian sehingga sehari setelah kejadian pembacokan langsung melarikan diri.
"Pelaku inj ke Cianjur, bertemu dukun berharap tidak bisa ketangkap. Kemudian lanjut ke Terminal Kampung Rambutan Jakarta menuju Yogyakarta," kata Kombes Bismo.
Ia menuturkan bahwa ASR menganggap Yogyakarta adalah daerah dengan biaya hidup yang murah sehingga dia pergi ke daerah itu selama dua bulan ini.
Baca juga: Buron pelaku pembacokan siswa di Pomad Bogor ditangkap di Yogyakarta
ASR berbekal uang iuran pembuatan jaket teman-temannya sebesar Rp1 juta yang dia bawa untuk biaya selama di Yogya. Dia membawa kabur uang itu untuk bertahap hidup.
Sesampainya di Yogyakarta, ASR tidur berpindah-pindah di terminal, kemudian jadi pengamen. Saat ditangkap polisi di wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Kamis (11/5) siang, ASR sedang mulai bekerja di sebuah warung mie.
ASR dibekuk polisi ketika melayani pelanggan di warung tempatnya bekerja tanpa perlawanan.
Baca juga: Polisi tetapkan pelaku utama pembacokan siswa di Pomad sebagai buron
Selama pelariannya, kata Kombes Bismo, keluarga ASR tidak mengetahui lokasi keberadaan anaknya dan tidak berkomunikasi sama sekali setelah kejadian pembacokan tersebut.
ASR menjadi pelaku utama pembacokan terhadap Arya Saputra karena temannya MA dan SA merasa tertantang oleh kelompok A yang mengunggah foto di beranda akun media sosial kelompok teman-teman ASR.
Mereka bertiga merupakan sekawan yang membacok AS di kawasan lampu lalu lintas perempatan Simpang Pomad, Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, pada Jumat, 10 Maret 2023, pukul 9.30 WIB.
Baca juga: Pelaku utama pembacokan siswa di Pomad Bogor adalah residivis
Ketiganya menggunakan sepeda motor dari arah Cibinong dan langsung menyabetkan pedang panjang ke arah AS yang berada di median jalan sedang berjalan dengan teman-temannya hendak menyeberang.
Arya Saputra menjadi korban salah sasaran karena target ASR dan teman-temannya adalah A yang menantang mereka melalui akun media sosial Instagram, namun saat itu A tidak ada di lokasi.
"Jadi, awalnya dia diajak karena ada tantangan A alias Ambon, bukan nama suku tapi sebutan saja, karena mem-posting foto di media sosial kelompok dari temannya," jelas Kombes Bismo.
Baca juga: Polresta Bogor tangkap dua pelaku pembacokan pelajar di Pomad
Baca juga: Pemkab Bogor wujudkan cita-cita almarhum Arya Saputra renovasi rumah
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023
Tags: