Ternate (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kerja di Maluku Utara sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan gedung kuliah Univeritas Nahdlatul Ulama Maluku Utara (Unutara) di kawasan Tobololo, Kota Ternate.

"Pembangunan Kampus Unutara ini sudah sesuai dengan tekad NU dan program prioritas nasional untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam menentukan kemajuan dan pembangunan nasional kita di Indonesia dan kita umat Islam menyiapkan SDM sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tugas kita," kata Wapres Ma’ruf Amin di Ternate, Jumat.

Wapres menyatakan untuk menciptakan SDM yang unggul bukan hanya menjadi kewajiban negara, namun juga menjadi kewajiban agama. Ia menyebut kunci pembangunan adalah SDM yang unggul, karena itu perlu dibangun sarana pendidikan yang bagus.

Wapres menyampaikan pembangunan kampus harus diperhatikan karena merupakan pelopor pembangunan Indonesia, khususnya Maluku Utara.

Baca juga: Ma'ruf Amin apresiasi pembentukan KDEKS Maluku Utara

Sementara itu Rektor Unutara DR Natsir Tamalene usai peletakan batu pertama mengatakan Unutara merupakan universitas baru yang memiliki dua fakultas dengan lima program studi (prodi).

Untuk Fakultas Sains dan Teknologi ada 3 prodi dan Perencanaan Wilayah dan Kota, Kimia, dan Biologi. Sementara Fakultas Inovasi Pendidikan terdiri dari dua prodi yakni Pendidikan IPA dan Pendidikan IPS.

Ia belum bisa memastikan kapan pembangunan kampus, namun optimistis pembangunan gedung Unutara dibangun tahun ini.

Untuk diketahui, setelah melakukan peletakan batu pertama gedung kuliah Unutara, Wapres dan rombongan langsung menuju ke Masjid Raya Al-Munawar Ternate guna melaksanakan Sholat Jumat sekaligus menyampaikan tausiah di masjid tersebut.

Selanjutnya Wapres bersama rombongan langsung kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI-AU yang lepas landas di Bandara Baabullah Ternate.

Baca juga: Wapres bertolak ke Maluku Utara untuk meresmikan KDEKS
Baca juga: Wapres sebut Maluku Utara adalah titik nol jalur rempah dunia