Jakarta (ANTARA News) - Perseroan Terbatas Krakatau Steel Tbk (KRAS) memprediksi harga baja dunia pada Mei 2013 naik di kisaran 80-90 dolar AS per ton didorong oleh tren yang mulai menunjukan gejala peningkatan.

"Harga baja internasional pada bulan Desember 2012 itu sekitar 700 dolar AS per ton. Sampai Mei ini, kemungkinan (naik) kisarannya 80-90 dolar AS per ton," kata Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim di Jakarta, Rabu.

Menurut Irvan, kenaikan itu disebabkan oleh tren harga baja telah sampai di titik terendah. Pada saat itu, hanya ada dua pilihan bagi produsen, yakni berhenti produksi atau menaikkan harga.

"Untuk harga baja internasional kira-kira peningkatannya segitu. Biasanya, jika bahan baku naik, harga finis produknya juga naik," jelasnya.

Irvan menuturkan bahwa indikasi kenaikan harga baja sudah terlihat sejak akhir tahun lalu. Salah satunya adalah kenaikan harga bahan baku besi tua (scraps) jenis kualitas 1 HMS1 yang naik dari 390 dolar AS per ton pada bulan Desember lalu menjadi 430 dolar AS per ton pada bulan Januari.

Kendati demikian, dia mengungkapkan bahwa permintaan baja nasional tahun ini masih bisa tumbuh di kisaran 6--9 persen.

"Tahun 2012, saya belum bisa sampaikan karena data nasionalnya belum keluar dari BPS. Namun, permintaan baja nasional kelihatannya akan tumbuh sekitar 6-9 persen," katanya.

Irvan menjelaskan bahwa konsumsi baja nasional pada tahun 2011 mencapai 9,7 juta ton. Angka tersebut, sepanjang 2012, diperkirakan tumbuh di kisaran 6-8 persen. Dengan demikian, ada pertumbuhan konsumsi baja nasional meskipun nilainya sedikit.

Dia menambahkan sekitar 65 persen kebutuhan baja nasional 2013 akan mampu dipenuhi oleh pasar domestik.

"Pada tahun 2013, perkiraan impor itu akan memenuhi sekitar 35 persen, sisanya 65 persen dipenuhi dari pasar domestik," ungkapnya.

(A062/D007)