Bekasi (ANTARA News) - Pengungsi banjir akibat meluapnya Kali Bekasi di Margajaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai terserang penyakit kulit dan flu.

"Ini gara-gara tidak pakai sepatu boot saat air mulai naik. Boro-boro terpikir pakai boot, yang ada di pikiran hanyalah menyelamatkan diri dan coba mengamankan barang-barang," ujar Sulasih (44), warga RT05 RW01, Margajaya, Rabu.

Kedua telapak kaki ibu dua anak itu tampak melepuh dan pecah-pecah dengan warna kulit pucat akibat lama terendam air sejak awal banjir, Selasa (15/1).

Menurut dia, telapak kaki yang baru semalam terkena luapan air bercampur lumpur serta berbagai kotoran itu terasa sangat gatal dan perih.

"Sekarang ini kalau saya jalan mulai terasa sakit dan gatal. Kalau digaruk kulitnya bisa terangkat," katanya.

Keluhan penyakit juga disampaikan pengungsi lainnya, Dewi (32).

"Rizki, anak bungsu saya yang baru berusia enam bulan mulai terserang demam. Waktu masih di kandungan, dia sudah mengalami banjir. Sekarang setelah lahir, kembali kebanjiran. Mana mulai panas pula," katanya.

Kepala Puskesmas Margajaya Annida Novita mengatakan, mayoritas penyakit yang dikeluhkan pengungsi ialah kutu air, batuk, panas, pusing, diare, masuk angin, dan pegal-pegal.

"Wajar saja penyakit tersebut muncul, karena tempat pengungsian jauh dari layak apalagi nyaman. Mereka hanya tidur beralaskan tikar di lantai tanpa adanya selimut yang memadai untuk menahan udara dingin," katanya.

Untuk menangani berbagai penyakit tersebut, Puskesmas keliling yang disiagakan di lokasi pengungsian telah menyediakan obat-obatan.

"Stok obat-obatan siap ditambah sewaktu-waktu sesuai kebutuhan," katanya.

(ANTARA)