BMKG: Gelombang tinggi di pantai barat Aceh berbahaya bagi nelayan
11 Mei 2023 17:06 WIB
Ilustrasi - Masyarakat Desa Pasir dan Ujong Kalak, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, menyelamatkan harta benda saat terjangan bencana alam banjir rob yang melanda kawasan tersebut akibat pasang air laut, Jumat (22/7/2022). ANTARA/Teuku Dedi Iskandar
Meulaboh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat nelayan dan pelaku usaha jasa penyeberangan dan transportasi laut, agar mewaspadai potensi gelombang tinggi yang akan terjadi selama tiga hari mendatang.
“Berdasarkan pengamatan citra satelit, potensi gelombang tinggi di pantai barat selatan Aceh dapat mencapai antara 2,5 meter hingga 4,0 meter,” kata prakirawan Stasiun BMKG Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh, Rahmat Zikri kepada ANTARA, di Meulaboh, Kamis.
Menurutnya, bertambahnya ketinggian gelombang laut di kawasan Samudera Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia tersebut, disebabkan karena pola angin di wilayah Aceh sudah memasuki musim angin barat.
Akibat musim angin musim barat ini, kata dia, potensi gelombang di laut diperkirakan akan tetap tinggi hingga Sabtu atau Minggu (13-14/5) mendatang.
Baca juga: BMKG: Masyarakat pesisir waspada gelombang tinggi hingga 6 meter
Baca juga: BMKG minta waspadai tinggi gelombang laut hingga enam meter di Bali
Pada ketinggian gelombang mencapai empat meter ini, kata Rahmat Zikri, pihaknya mengimbau kepada masyarakat nelayan dan pelaku jasa transportasi laut, agar senantiasa waspada dalam beraktivitas.
“Terutama perahu nelayan ataupun kapal tongkang, memiliki resiko tinggi menghadapi gelombang tinggi,” kata Rahmat Zikri menambahkan.
Ia menyebutkan, ada pun area perairan Aceh khususnya di arah barat hingga barat laut, saat ini terpantau menjadi titik pusat gelombang tinggi.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di laut agar selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari gelombang tinggi di perairan barat Aceh.
Menurutnya, fenomena gelombang tinggi yang akan terjadi tersebut, yang secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir pantai.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang 2,5 meter di perairan Sulut hingga 12 Mei
Baca juga: BMKG: Waspada gelombang tinggi hingga 3 meter di Selat Bali & Lombok
“Berdasarkan pengamatan citra satelit, potensi gelombang tinggi di pantai barat selatan Aceh dapat mencapai antara 2,5 meter hingga 4,0 meter,” kata prakirawan Stasiun BMKG Bandar Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh, Rahmat Zikri kepada ANTARA, di Meulaboh, Kamis.
Menurutnya, bertambahnya ketinggian gelombang laut di kawasan Samudera Indonesia yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia tersebut, disebabkan karena pola angin di wilayah Aceh sudah memasuki musim angin barat.
Akibat musim angin musim barat ini, kata dia, potensi gelombang di laut diperkirakan akan tetap tinggi hingga Sabtu atau Minggu (13-14/5) mendatang.
Baca juga: BMKG: Masyarakat pesisir waspada gelombang tinggi hingga 6 meter
Baca juga: BMKG minta waspadai tinggi gelombang laut hingga enam meter di Bali
Pada ketinggian gelombang mencapai empat meter ini, kata Rahmat Zikri, pihaknya mengimbau kepada masyarakat nelayan dan pelaku jasa transportasi laut, agar senantiasa waspada dalam beraktivitas.
“Terutama perahu nelayan ataupun kapal tongkang, memiliki resiko tinggi menghadapi gelombang tinggi,” kata Rahmat Zikri menambahkan.
Ia menyebutkan, ada pun area perairan Aceh khususnya di arah barat hingga barat laut, saat ini terpantau menjadi titik pusat gelombang tinggi.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat yang beraktivitas di laut agar selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari gelombang tinggi di perairan barat Aceh.
Menurutnya, fenomena gelombang tinggi yang akan terjadi tersebut, yang secara umum dapat berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir pantai.
Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang 2,5 meter di perairan Sulut hingga 12 Mei
Baca juga: BMKG: Waspada gelombang tinggi hingga 3 meter di Selat Bali & Lombok
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023
Tags: