Saham Asia melemah tertekan kekhawatiran deflasi China dan laba Jepang
11 Mei 2023 14:51 WIB
Seorang pria berjalan melewati monitor elektronik yang menampilkan rata-rata saham Nikkei dan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS di luar sebuah pialang di Tokyo, Jepang, Selasa (2/5/2023). ANTARA/REUTERS/Issei Kato/am.
Hong Kong (ANTARA) - Saham Asia diperdagangkan hati-hati pada Kamis, karena investor resah tentang meningkatnya tekanan deflasi di China dan sejumlah laporan laba perusahaan Jepang, sementara kebuntuan atas plafon utang AS membayangi pertemuan pemimpin keuangan G7.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen, membalikkan kenaikan di sesi pagi, karena kekhawatiran baru tentang lemahnya permintaan di China membebani sentimen.
Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 berakhir turun 0,05 persen, sementara indeks Nikkei Jepang ditutup naik tipis 0,02 persen, setelah mundur dari puncak 16 bulan di sesi sebelumnya dengan 154 perusahaan melemah versus 64 yang menguat.
Hampir 300 perusahaan menyampaikan laporan keuangannya pada Rabu (10/5), diikuti sekitar 1.500 lainnya pada Kamis dan Jumat (12/5).
Indeks CSI 300 saham-saham unggulan China berakhir melemah 0,16 persen, indeks komposit Shanghai ditutup 0,29 persen lebih lemah, sementara indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,13 persen,
Harga konsumen China naik pada kecepatan yang lebih lambat dan meleset dari ekspektasi pada April, sementara deflasi gerbang pabrik semakin dalam, data resmi menunjukkan pada Kamis, menunjukkan lebih banyak stimulus mungkin diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca-COVID yang tidak merata.
Indeks harga konsumen (IHK) China pada April naik 0,1 persen tahun ke tahun, tingkat terendah sejak Februari 2021, sementara indeks harga produsen (IHP) turun pada klip tercepat sejak Mei 2020, jatuh 3,6 persen secara tahun ke tahun.
"Ke depan, dalam basis tahun-ke-tahun, kami memperkirakan inflasi IHK utama akan meningkat secara moderat karena pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan deflasi IHP akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
"Meskipun data IHK dan IHP China lebih rendah dari yang diharapkan, reaksi pasar terhadap hal itu tidak terlalu kuat hari ini. Investor tidak mengharapkan pelonggaran likuiditas domestik lebih lanjut dalam waktu dekat karena likuiditas pasar sudah cukup memadai," kata Zhang Zihua, kepala investasi di Beijing Yunyi Asset Management.
Pasar juga memantau musim laporan keuangan setahun penuh Jepang, dengan Honda, Nissan dan SoftBank Group di antara perusahaan-perusahaan yang melaporkan.
Sementara itu, para pemimpin keuangan Kelompok Tujuh (G7) pada Kamis membuka pertemuan tiga hari di Jepang dan akan berusaha untuk mendiversifikasi rantai pasokan dari China - tetapi juga mencoba untuk mendapatkan kerja sama Beijing dalam menyelesaikan masalah utang global.
Ukuran pasar saham global naik dan imbal hasil obligasi turun pada Rabu (10/5) setelah data menunjukkan harga konsumen AS pada April naik pada kecepatan yang sedikit lebih lambat dari perkiraan, meningkatkan harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve hampir berakhir.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 4,9 persen pada April dari tahun lalu, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 5,0 persen.
Nasdaq mengakhiri Rabu (10/5) di level harian tertinggi dalam lebih dari delapan bulan, didorong oleh kenaikan inflasi April yang lebih rendah dari perkiraan dan peluncuran kecerdasan buatan terbaru Alphabet Inc.
Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 1,04 persen, sementara S&P 500 naik 0,45 persen dan Dow Jones Industrial Average turun 0,09 persen.
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat didorong inflasi AS yang mendingin
Baca juga: Saham Asia melemah di tengah kegelisahan menjelang data inflasi AS
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen, membalikkan kenaikan di sesi pagi, karena kekhawatiran baru tentang lemahnya permintaan di China membebani sentimen.
Di Australia, indeks acuan S&P/ASX 200 berakhir turun 0,05 persen, sementara indeks Nikkei Jepang ditutup naik tipis 0,02 persen, setelah mundur dari puncak 16 bulan di sesi sebelumnya dengan 154 perusahaan melemah versus 64 yang menguat.
Hampir 300 perusahaan menyampaikan laporan keuangannya pada Rabu (10/5), diikuti sekitar 1.500 lainnya pada Kamis dan Jumat (12/5).
Indeks CSI 300 saham-saham unggulan China berakhir melemah 0,16 persen, indeks komposit Shanghai ditutup 0,29 persen lebih lemah, sementara indeks Hang Seng Hong Kong tergelincir 0,13 persen,
Harga konsumen China naik pada kecepatan yang lebih lambat dan meleset dari ekspektasi pada April, sementara deflasi gerbang pabrik semakin dalam, data resmi menunjukkan pada Kamis, menunjukkan lebih banyak stimulus mungkin diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca-COVID yang tidak merata.
Indeks harga konsumen (IHK) China pada April naik 0,1 persen tahun ke tahun, tingkat terendah sejak Februari 2021, sementara indeks harga produsen (IHP) turun pada klip tercepat sejak Mei 2020, jatuh 3,6 persen secara tahun ke tahun.
"Ke depan, dalam basis tahun-ke-tahun, kami memperkirakan inflasi IHK utama akan meningkat secara moderat karena pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan deflasi IHP akan bertahan dalam beberapa bulan mendatang," kata analis Goldman Sachs dalam sebuah catatan.
"Meskipun data IHK dan IHP China lebih rendah dari yang diharapkan, reaksi pasar terhadap hal itu tidak terlalu kuat hari ini. Investor tidak mengharapkan pelonggaran likuiditas domestik lebih lanjut dalam waktu dekat karena likuiditas pasar sudah cukup memadai," kata Zhang Zihua, kepala investasi di Beijing Yunyi Asset Management.
Pasar juga memantau musim laporan keuangan setahun penuh Jepang, dengan Honda, Nissan dan SoftBank Group di antara perusahaan-perusahaan yang melaporkan.
Sementara itu, para pemimpin keuangan Kelompok Tujuh (G7) pada Kamis membuka pertemuan tiga hari di Jepang dan akan berusaha untuk mendiversifikasi rantai pasokan dari China - tetapi juga mencoba untuk mendapatkan kerja sama Beijing dalam menyelesaikan masalah utang global.
Ukuran pasar saham global naik dan imbal hasil obligasi turun pada Rabu (10/5) setelah data menunjukkan harga konsumen AS pada April naik pada kecepatan yang sedikit lebih lambat dari perkiraan, meningkatkan harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve hampir berakhir.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 4,9 persen pada April dari tahun lalu, dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan 5,0 persen.
Nasdaq mengakhiri Rabu (10/5) di level harian tertinggi dalam lebih dari delapan bulan, didorong oleh kenaikan inflasi April yang lebih rendah dari perkiraan dan peluncuran kecerdasan buatan terbaru Alphabet Inc.
Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 1,04 persen, sementara S&P 500 naik 0,45 persen dan Dow Jones Industrial Average turun 0,09 persen.
Baca juga: Saham Asia dibuka menguat didorong inflasi AS yang mendingin
Baca juga: Saham Asia melemah di tengah kegelisahan menjelang data inflasi AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023
Tags: