Bengkulu (ANTARA) - Rektor Universitas Bengkulu Dr Retno Agustina Ekaputri menyatakan terus memperketat pengawasan seleksi nasional berbasis tes (SNBT) yang berlokasi di Universitas Bengkulu dan memastikan pelaku yang terbukti curang menerima tindakan tegas.

"Jangan lengah dalam pengawasan dan segera laporkan jika menemukan gerak gerik peserta yang mencurigakan,” kaya Rektor kepada para pengawas saat meninjau penyelenggaraan SNBT di Bengkulu, Kamis.

Menurut rektor tidak ada ruang untuk melakukan kecurangan dalam penyelenggaraan SNBT. Panitia lokasi pun menerapkan pengawasan ketat termasuk menggunakan pendeteksi logam kepada para calon peserta tes sebelum masuk ke ruangan.

Hal itu terbukti, saat penyelenggaraan seleksi Selasa 9 Mei 2023, panitia menemukan tiga calon peserta yang terindikasi akan berbuat curang.

Ketiganya langsung diserahkan ke aparat hukum, Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bengkulu. Kemudian pada Rabu, panitia kembali mendapati empat orang saat pemeriksaan dan satu orang berhasil melarikan diri, keempatnya terindikasi juga akan melakukan kecurangan.

Baca juga: "Kbek Palak" 4.318 mahasiswa baru Unib 2022/2023 ciptakan rekor MURI

Rektor Retno Agustina Ekaputri kembali menegaskan bahwa UNIB sangat berkomitmen mewujudkan pelaksanaan seleksi dan tes masuk mahasiswa baru yang bersih, bebas dari praktik segala bentuk kecurangan.

“Karena itu kepada seluruh panitia dan pengawas saya tekankan agar bekerja secara profesional, jangan lengah dan perketat terus pengawasan. Pada tes hari-hari berikutnya, Saya harap peserta jangan coba-coba untuk berbuat curang. Jika berbuat curang otomatis tidak lulus dan akan mendapat tindakan tegas,” ucap Retno.

Wakil Ketua Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) UNIB Dr Yarjohan mengatakan modus yang dilakukan calon peserta yang diamankan panitia lokasi pada penyelenggaraan Rabu dan Kamis dengan menggunakan telepon video untuk mendapatkan soal seleksi dan dikirimkan ke pihak yang akan menjawab soal, kemudian jawaban dikirimkan kembali ke peserta yang sedang mengikuti seleksi.

"Karena kami menemukan modem, gawai untuk mengirimkan video, dan kartu SIM untuk kuota internet. Dan juga terpasang perangkat untuk berkomunikasi di dalam telinga mereka," ujar Yarjohan.

Baca juga: Rektor Unib sebut pembekuan BEM Fakultas Hukum sudah dicabut