Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menilai penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia secara keseluruhan masuk kategori cukup baik.

"Secara keseluruhan cukup baik respons terhadap pandemi, khususnya sebagai salah satu negara yang awal mengakses vaksin," kata Dicky Budiman yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan ada dua kunci sukses Indonesia mengendalikan pandemi, yakni partisipasi masyarakat yang memiliki semangat gotong royong tinggi dan pembentukan imunitas masyarakat melalui program vaksinasi.

Setelah tiga tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengakhiri status darurat kesehatan global untuk COVID-19, Jumat (5/5). Namun, WHO tetap mengingatkan jika pencabutan ini bukan berarti dunia sudah bebas dari ancaman COVID-19.

Baca juga: Epidemiolog: COVID-19 tetap ada meski kedaruratan global diakhiri

Menurut Dicky, Indonesia termasuk salah satu negara yang berjibaku melawan COVID-19 melalui sejumlah kebijakan untuk melindungi masyarakat, antara lain pembatasan mobilisasi masyarakat, kampanye disiplin protokol kesehatan, dan memberikan vaksinasi gratis.

"Vaksinasi menjadi salah satu kunci Indonesia melawan pandemi yang akhirnya membuat imunitas masyarakat terbentuk. Hal itu juga efektif mengurangi beban kematian di rumah sakit," katanya.

Dicky mengingatkan bahwa angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia juga cukup tinggi.

"Itu yang saya amati, dan selalu saya ingatkan keberhasilan ini juga tidak bisa melupakan soal catatan kematian," ujarnya.

Baca juga: Epidemiolog: Kenaikan kasus COVID-19 alarm peningkatan kewaspadaan

Indonesia sudah bersiap bertransisi dari pandemi ke endemi. WHO memandang persiapan Indonesia dalam upaya transisi ke endemi sudah baik.

Kendati status kegawatdaruratan pandemi sudah dicabut, pemerintah tetap mengedepankan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. WHO juga menegaskan perlunya masa transisi untuk penanganan COVID-19 jangka panjang.

Di antaranya dengan surveilans kesehatan di masyarakat, dan kesiapsiagaan fasilitas kesehatan dan obat-obatan, serta menyiapkan kebijakan kesehatan lainnya, sebagai upaya ketahanan kesehatan nasional dan kesiapsiagaan atas kemungkinan adanya pandemi di masa yang akan datang.

Masyarakat juga diimbau agar tetap memerhatikan dan menjalankan protokol kesehatan. Upaya vaksinasi juga terus dijalankan terutama untuk meningkatkan perlindungan bagi kelompok masyarakat yang paling berisiko.

Baca juga: Epidemiolog: Waspada tren peningkatan kasus COVID-19

“Virus COVID-19 masih ada di sekitar kita, sehingga masyarakat harus tetap waspada. Kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta masih memiliki resiko paling tinggi, sehingga vaksinasi harus tetap dilakukan,” katanya.