London (ANTARA) - Sebanyak dua tentara Rusia dari Kamchatka di Rusia timur jauh telah dihukum penjara 2,5 tahun karena menolak berperang di Ukraina, kata kelompok hak asasi manusia OVD-Info pada Rabu.

Dalam dua putusan yang terpisah, dua tentara tersebut, yang diidentifikasi dalam dokumen mahkamah militer sebagai Alexander Stepanov dan Andrei Mikhailov, divonis bersalah karena menolak perintah untuk bertempur dalam masa perang.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengamendemen hukum pidana tahun lalu dengan memasukkan hukuman penjara hingga 3 tahun bagi pelanggaran seperti itu.

Mahkamah Militer Garnisun ke-35 di Kamchatka memberikan vonis kepada Stepanov dan Mikhailov secara terpisah, yaitu masing-masing pada 25 April dan 27 April.

Dua tentara itu masih belum dijebloskan ke penjara dan memiliki pilihan untuk melakukan banding.

Baca juga: Rusia akan gunakan surat elektronik untuk atasi penghindar wamil

Putin telah memerintahkan mobilisasi tambahan 300.000 tentara pada September 2022 untuk meningkatkan upaya perang Rusia di Ukraina, di mana tentara Rusia menderita banyak kehilangan serdadu dalam jumlah besar dalam perang yang berlangsung hingga selama hampir 15 bulan ini.

Pada Februari tahun ini, seorang prajurit wajib militer berusia 20 tahun dari Ural utara bunuh diri dengan menggantung dirinya sendiri dengan sabuk di kamp militer di luar Moskow setelah dia menolak dikerahkan ke Ukraina, sebagaimana dilaporkan OVD-Info.

"Saya tidak mau mematuhi orang-orang yang tidak memberikan inspirasi kecuali ketakutan dan kemuakan," tulis sang serdadu, Sergei Gridin, dalam catatan bunuh dirinya.

"Karenanya, saya memutuskan untuk meninggal di sini, di tanah air saya, tanpa harus menumpahkan darah orang lain dengan tangan saya," tulisnya, menambahkan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Wagner Rusia berencana rekrut 30 ribu tentara baru

Baca juga: Setelah Wagner, Rusia berencana bikin perusahaan militer swasta lagi