Empat ribu rumah di Periuk Tangerang terendam
15 Januari 2013 16:16 WIB
Sejumlah pengendara tersendat saat melintasi jalan M.Toha yang tergenang air hujan, Karawaci, Tangerang, Banten, Minggu (13/1). Akibat buruknya saluran air serta tingginya volume air hujan yang turun membuat jalan tergenang air setinggi 40-60cm yang mengakibatkan kemacetan. (FOTO ANTARA/Lucky.R)
Tangerang (ANTARA News) - Sekitar 4.000 rumah warga di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Banten, terendam banjir.
Dari hasil inventarisasi, ada 4.000 rumah yang digenangi banjir dengan jumlah korban sekitar 900 keluarga, kata Camat Periuk, Engkos Jarkasih, di Tangerang, Selasa.
Engkos mengatakan, banjir tersebut menggenangi sejumlah wilayah di Periuk seperti Kelurahan Gembor, Periuk, Gebang, dan Kelurahan Sangiang Jaya.
"Namun, banjir yang terjadi di perumahan Total Persada merupakan kategori paling parah karena ada 600 kepala keluarga," katanya.
Adapun penyebab banjir di pemukiman warga yakni karena intensitas hujan yang tinggi serta adanya kiriman air dari Bogor.
"Meningkatnya kiriman air dari Batu Belah Bogor membuat beberapa kali di Tangerang meluap sehingga menyebabkan genangan cukup tinggi di pemukiman warga," ujar Camat.
Sebagai bentuk pertolongan, kata Engkos, Pemkot Tangerang telah menyiapkan sejumlah dokter dan perawat serta mobil ambulance. "Puskesmas di siagakan selama 24 jam," katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan jika Pemerintah Kota Tangerang, menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,4 Miliar untuk penanganan banjir.
Alokasi tersebut akan digunakan untuk penanganan bencana seperti pasokan logistik, kebutuhan relawan dan membantu korban.
"Pokoknya, dana itu diluar untuk keperluan infrastruktur seperti perbaikan jalan maupun sungai atau kali," ujar Arief.
Kombespol Wahyu Widada ditemui saat memberikan bantuan logistik bagi korban banjir di perumahan Total Persada Tangerang menambahkan bila pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap pencurian di rumah kosong dengan patroli petugas melakukan perahu karet dengan menyisir setiap RT/RW.
Tak hanya itu saja, petugas kepolisian yang akan dibantu oleh TNI, Tagana dan relawan lainnya, akan mengecek para korban yang masih ada di dalam rumah.
"Tidak hanya pengawasan terhadap pencurian rumsong tetapi juga jangan sampai ada warga yang didalam rumah dan tidak terpantau kondisinya," katanya.
(ANTARA)
Dari hasil inventarisasi, ada 4.000 rumah yang digenangi banjir dengan jumlah korban sekitar 900 keluarga, kata Camat Periuk, Engkos Jarkasih, di Tangerang, Selasa.
Engkos mengatakan, banjir tersebut menggenangi sejumlah wilayah di Periuk seperti Kelurahan Gembor, Periuk, Gebang, dan Kelurahan Sangiang Jaya.
"Namun, banjir yang terjadi di perumahan Total Persada merupakan kategori paling parah karena ada 600 kepala keluarga," katanya.
Adapun penyebab banjir di pemukiman warga yakni karena intensitas hujan yang tinggi serta adanya kiriman air dari Bogor.
"Meningkatnya kiriman air dari Batu Belah Bogor membuat beberapa kali di Tangerang meluap sehingga menyebabkan genangan cukup tinggi di pemukiman warga," ujar Camat.
Sebagai bentuk pertolongan, kata Engkos, Pemkot Tangerang telah menyiapkan sejumlah dokter dan perawat serta mobil ambulance. "Puskesmas di siagakan selama 24 jam," katanya.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan jika Pemerintah Kota Tangerang, menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,4 Miliar untuk penanganan banjir.
Alokasi tersebut akan digunakan untuk penanganan bencana seperti pasokan logistik, kebutuhan relawan dan membantu korban.
"Pokoknya, dana itu diluar untuk keperluan infrastruktur seperti perbaikan jalan maupun sungai atau kali," ujar Arief.
Kombespol Wahyu Widada ditemui saat memberikan bantuan logistik bagi korban banjir di perumahan Total Persada Tangerang menambahkan bila pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap pencurian di rumah kosong dengan patroli petugas melakukan perahu karet dengan menyisir setiap RT/RW.
Tak hanya itu saja, petugas kepolisian yang akan dibantu oleh TNI, Tagana dan relawan lainnya, akan mengecek para korban yang masih ada di dalam rumah.
"Tidak hanya pengawasan terhadap pencurian rumsong tetapi juga jangan sampai ada warga yang didalam rumah dan tidak terpantau kondisinya," katanya.
(ANTARA)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: