Iran sanggup buat bom nuklir pada 2014
15 Januari 2013 14:54 WIB
Seorang polisi memeriksa sisa-sisa mobil milik ilmuwan nuklir Iran, Mostafa Ahmadi-Roshan, yang diledakkan pihak tak tiketahui, di luar universitas di Teheran utara, Iran, Rabu (11/1). Dilaporkan seorang pengendara sepeda motor meletakkan bom di mobil dia. Kematian dia terkait tekad Iran menguasai teknologi nuklir. (REUTERS/Fars News/Meghdad Madadi)
Wahington (ANTARA News) - Iran diperkirakan dapat memproduksi material untuk setidaknya satu bom nuklir pada pertengahan 2014, kata The Institute for Science and International Security, Senin.
Rangkaian sanksi dari lembaga internasional telah memukul ekonomi negara itu namun tidak mampu menghentikan program pengembangan atomnya, kata lembaga penelitian tersebut.
The Institute for Science and International Security mendesak Amerika Serikat menerapkan sanksi ekonomi yang lebih tegas pada Iran dan menekan sekutu dagang besarnya untuk mengisolasi Teheran.
Kelompok itu memonitor kemampuan kritis Iran yang didefinisikan sebagai sebuah titik di mana rezim di negara itu dapat memproduksi senjata uranium yang cukup untuk membuat satu atau lebih bom sebelum dideteksi oleh komunitas internasional.
"Berdasarkan kemajuan yang dicapai oleh program nuklir Iran saat ini, kami memperkirakan negara tersebut dapat mencapai kemampuan kritis pada pertengahan 2014," kata organisasi itu.
Organisasi itu mendasarkan penilaiannya pada pertumbuhan persediaan uranium hasil pengayaan dan sikap Tehran yang tidak kooperatif terhadap badan atom PBB. Institut itu, di sisi lain juga sangat skeptis terhadap upaya pencegahan Iran dari pengembangan persenjataan nuklir.
Menurut mereka, konsekuensi buruk dihadapi dunia jika rezim di Iran ternyata memang mengembangkan bom. Senjata nuklir akan memberanikan Iran untuk semakin agresif sekaligus subversif.
Organisasi itu berpendapat sikap Iran yang seperti penyelamat dunia dan mengagungkan kesyahidan dapat memicu penggunaan bom.
Laporan dari institut itu juga menyatakan bahwa senjata nuklir Iran dapat memotivasi Arab Saudi untuk melakukan hal yang sama dan memicu proliferasi di kawasan di mana Israel merupakan satu-satunya negara dengan senjata nuklir.
(G005)
Rangkaian sanksi dari lembaga internasional telah memukul ekonomi negara itu namun tidak mampu menghentikan program pengembangan atomnya, kata lembaga penelitian tersebut.
The Institute for Science and International Security mendesak Amerika Serikat menerapkan sanksi ekonomi yang lebih tegas pada Iran dan menekan sekutu dagang besarnya untuk mengisolasi Teheran.
Kelompok itu memonitor kemampuan kritis Iran yang didefinisikan sebagai sebuah titik di mana rezim di negara itu dapat memproduksi senjata uranium yang cukup untuk membuat satu atau lebih bom sebelum dideteksi oleh komunitas internasional.
"Berdasarkan kemajuan yang dicapai oleh program nuklir Iran saat ini, kami memperkirakan negara tersebut dapat mencapai kemampuan kritis pada pertengahan 2014," kata organisasi itu.
Organisasi itu mendasarkan penilaiannya pada pertumbuhan persediaan uranium hasil pengayaan dan sikap Tehran yang tidak kooperatif terhadap badan atom PBB. Institut itu, di sisi lain juga sangat skeptis terhadap upaya pencegahan Iran dari pengembangan persenjataan nuklir.
Menurut mereka, konsekuensi buruk dihadapi dunia jika rezim di Iran ternyata memang mengembangkan bom. Senjata nuklir akan memberanikan Iran untuk semakin agresif sekaligus subversif.
Organisasi itu berpendapat sikap Iran yang seperti penyelamat dunia dan mengagungkan kesyahidan dapat memicu penggunaan bom.
Laporan dari institut itu juga menyatakan bahwa senjata nuklir Iran dapat memotivasi Arab Saudi untuk melakukan hal yang sama dan memicu proliferasi di kawasan di mana Israel merupakan satu-satunya negara dengan senjata nuklir.
(G005)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013
Tags: