Depok (ANTARA) - Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) dan Konsulat Jenderal Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat Surabaya menggelar workshop bertema Building Youth Resilience and Participation in Digital Literacy During the Political Year di Universitas Andalas, Padang, mengajak anak muda Kota Padang, Sumatera Berat (Sumbar), untuk sadar literasi media menjelang Pemilu 2024.

"Kegiatan ini menjadi unik karena kota yang terpilih di wilayah Sumatera adalah kota Padang. Tentu saja dengan karakteristik yang luar biasa yaitu budaya di Sumbar di mana orang suka berdiskusi. Kami percaya bibit-bibit di Padang dapat memberikan dampak positif dan lebih banyak bersuara di media maya," kata Project Manager kegiatan tersebut Revi Marta dalam keterangan tertulis yang diterima, di Depok, Jawa Barat, Rabu.

Tidak hanya itu, kata dia, juga diharapkan anak muda menjadi lebih aware, lebih tahu dan dapat berpartisipasi untuk memberikan nuansa positif menjelang pemilu yang menyejukkan sehingga masyarakat tidak terhanyut pada polarisasi.

Kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 160 mahasiswa dari Universitas Andalas, UIN Imam Bonjol Padang dan Universitas Dharma Andalas. Dalam kegiatan ini dibagikan lima topik yaitu bagaimana cara mencari informasi yang valid, melaporkan konten negatif; media seperti apa yang harus dipercayai; cara menanggapi informasi yang salah, cara membuat konten kreatif menggunakan smartphone.

Pembicara yang hadir adalah Rita Gani (Unisba), Vitania Yulia (Unand), Revi Marta (Unand), Lisa Adhrianti (Unib) dan Ni Made Ras Amanda (Unud).

"Kami sangat excited melihat animo mahasiswa untuk mengikuti kegiatan dan beliau membuka kesempatan untuk mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk dapat menggali informasi dari workshop ini, semoga generasi Z Kota Padang penyumbang suara terbanyak untuk tahun politik 2024," kata Penanggung Jawab Workshop Japelidi Kota Padang Revi Marta.

Menurut dia, tren global menunjukkan partai-partai politik harus berjuang keras merebut suara anak-anak muda yang lebih apatis terhadap politik, mereka enggan pergi ke tempat pemungutan suara dan lemahnya pengetahuan mereka tentang politik, meskipun berbagai informasi sekarang begitu mudah diakses oleh generasi digital ini.

"Inilah mengapa, Japelidi, yang berdiri tahun 2017, beranggotakan lebih dari 200 pegiat di 78 universitas/lembaga dari 30 kota ini, secara konsisten melakukan syiar literasi, termasuk upaya memperkuat literasi media, agar tidak terperangkap dalam informasi menyesatkan, termasuk info politik yang dapat merusak demokrasi," kata Koordinator media kegiatan kolaborasi Japelidi dan Konsulat Jenderal Kedubes Amerika Serikat Devie Rahmawati.