UAE dorong penghentian emisi metana pada 2030
10 Mei 2023 16:57 WIB
Ilustrasi - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Palabuhan Ratu beroperasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kementerian Energi dan Sumber Data Mineral (ESDM) memutuskan untuk tidak ada lagi membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara) baru, terutama di Pulau Jawa sebagai komitmen pemerintah dalam mengawal perubahan iklim di Indonesia. (ANTARA /Aditya Pradana Putra)
Abu Dhabi (ANTARA) - Presiden terpilih konferensi iklim PBB COP28 Uni Emirat Arab (UAE) Sultan Al Jaber pada Rabu mengatakan industri minyak dan gas harus menghentikan emisi metananya pada 2030 dan investasi di teknologi dibutuhkan untuk mengembangkan alternatif karbon.
Jaber mengatakan pernyataan itu di Abu Dhabi, UAE, di acara konferensi UAE Climate Tech perdana.
UAE menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) terkait iklim tersebut yang akan diadakan pada Desember mendatang.
Jaber juga menyatakan kembali seruan untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan menjadi 11.000 gigawatt pada tahun 2030 dan melipatgandakan kapasitas itu lagi pada 2040.
Dia menambahkan bahwa energi terbarukan bukan satu-satunya solusi untuk perubahan iklim.
Baca juga: Transisi energi berkeadilan penting guna turunkan emisi gas rumah kaca
"Jika kita serius untuk menekan emisi industri, kita harus serius tentang teknologi penangkapan karbon," katanya dalam acara yang dihadiri lebih dari 1.000 peserta yang berasal dari perusahaan teknologi, industri besar, institusi keuangan, dan pemerintah.
Sejak ditunjuk menjadi presiden COP28 UAE, Jaber, yang juga merupakan pemimpin perusahaan minyak raksasa UAE ADNOC, telah mendorong pendekatan yang inklusif untuk aksi iklim tanpa meninggalkan pihak mana pun, termasuk industri bahan bakat fosil.
Kepemimpinannya di COP28 melibatkan pembentukan agenda konferensi dan negosiasi antarpemerintah.
"Selama hampir lima bulan dan sebagai bagian dari persiapan kami untuk COP28, saya dan tim saya telah secara proaktif terlibat dalam tur dengar pendapat di mana saya mendengar banyak suara dari (negara-negara) selatan global, (negara-negara) ekonomi besar, masyarakat sipil, dan komunitas bisnis," katanya.
"Yang kurang adalah sebuah ekosistem holistik yang menyatukan seluruh pemain utama bersama-sama," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Industri minyak dan gas bumi fokus turunkan emisi karbon
Jaber mengatakan pernyataan itu di Abu Dhabi, UAE, di acara konferensi UAE Climate Tech perdana.
UAE menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) terkait iklim tersebut yang akan diadakan pada Desember mendatang.
Jaber juga menyatakan kembali seruan untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan menjadi 11.000 gigawatt pada tahun 2030 dan melipatgandakan kapasitas itu lagi pada 2040.
Dia menambahkan bahwa energi terbarukan bukan satu-satunya solusi untuk perubahan iklim.
Baca juga: Transisi energi berkeadilan penting guna turunkan emisi gas rumah kaca
"Jika kita serius untuk menekan emisi industri, kita harus serius tentang teknologi penangkapan karbon," katanya dalam acara yang dihadiri lebih dari 1.000 peserta yang berasal dari perusahaan teknologi, industri besar, institusi keuangan, dan pemerintah.
Sejak ditunjuk menjadi presiden COP28 UAE, Jaber, yang juga merupakan pemimpin perusahaan minyak raksasa UAE ADNOC, telah mendorong pendekatan yang inklusif untuk aksi iklim tanpa meninggalkan pihak mana pun, termasuk industri bahan bakat fosil.
Kepemimpinannya di COP28 melibatkan pembentukan agenda konferensi dan negosiasi antarpemerintah.
"Selama hampir lima bulan dan sebagai bagian dari persiapan kami untuk COP28, saya dan tim saya telah secara proaktif terlibat dalam tur dengar pendapat di mana saya mendengar banyak suara dari (negara-negara) selatan global, (negara-negara) ekonomi besar, masyarakat sipil, dan komunitas bisnis," katanya.
"Yang kurang adalah sebuah ekosistem holistik yang menyatukan seluruh pemain utama bersama-sama," tambahnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Industri minyak dan gas bumi fokus turunkan emisi karbon
Penerjemah: Raka Adji
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023
Tags: