"Terdapat kurang lebih 12,7 juta hektare lahan kritis di Indonesia dan kurang lebih ada 4.200 DAS yang perlu untuk dipulihkan, yang tentunya juga sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim yang saat ini terjadi," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan KLHK Dyah Murtiningsih dalam diskusi pojok iklim yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Dalam kerangka mitigasi dan pengurangan risiko perubahan iklim, lanjutnya, pihaknya juga ikut berkontribusi melalui program pengelolaan serta rehabilitasi hutan dan lahan yang diarahkan melalui pendekatan lanskap DAS. Hal itu diwujudkan melalui Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan DAS, baik untuk ekosistem daratan atau terestrial maupun ekosistem mangrove.
Baca juga: Wamen LHK ajak perbaiki kualitas air sungai
Dyah mengatakan bahwa mangrove dapat juga menyimpan karbon empat sampai lima kali lipat lebih banyak ketimbang hutan tropis daratan, sehingga mangrove yang sehat dapat berkontribusi besar terhadap penyerapan emisi karbon.
Sepanjang 2022 KLHK telah melaksanakan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 77.103 hektare serta mendirikan bangunan konservasi tanah dan air sebanyak 2.984 unit.
Selain itu KLHK juga berhasil membangun hutan rakyat dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) seluas 16.505 hektare.
Baca juga: KLHK rehabilitasi hutan dan DAS seluas 77.103 hektare selama 2022
Baca juga: KLHK: Bibit persemaian penting untuk rehabilitasi lahan kritis di DAS