Jakarta (ANTARA News) - Satuan Kerja Sementara Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi mengungkapkan cuaca buruk belakangan ini menyebabkan produksi minyak dan gas bumi menurun.

Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas SK Migas Hadi Prasetyo di Jakarta, Senin, mengatakan berdasarkan laporan sementara, penurunan produksi minyak diperkirakan minimal 4.900 barel per hari.

"Cuaca buruk menyebabkan gangguan pada kegiatan produksi di lapangan," katanya.

Penurunan produksi antara lain terjadi di PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) sebesar 2.300 barel per hari akibat gangguan cuaca disertai ombak tinggi dan angin kencang, sehingga aliran listrik terputus dan menyebabkan kerusakan kapal.

"Satu `boat` penumpang tenggelam, namun empat awaknya selamat," kata Hadi.

Sementara, kapal pendukung operasi seperti kapal akomodasi dan material pemboran sudah diamankan dan ditarik ke Gresik.

"Saat ini kecepatan angin sudah turun ke level 12 knot dan kegiatan operasi dan pemboran sudah kembali dilanjutkan," ujarnya.

Lalu, lanjut Hadi, PT Sele Raya kehilangan produksi 1.100 barel per hari akibat curah hujan tinggi, sehingga jalan berlumpur.

"Curah hujan tinggi juga membuat muka air sungai meningkat, sehingga kapal pembawa minyak tidak bisa lewat di kolong jembatan," ujarnya.

Selanjutnya, produksi PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) turun 800 barel per hari akibat cuaca buruk di laut Jawa.

Sedang, PT Medco South Central Sumatra kehilangan produksi 700 barel per hari akibat cuaca buruk dan hujan lebat sehingga operasional sumur terhenti.

(K007)