Konflik Rusia Ukraina
China komunikasi dengan semua pihak demi gencatan senjata di Ukraina
10 Mei 2023 03:25 WIB
Arsip foto - Menteri Luar Negeri China Qin Gang menyampaikan pandangan saat berjumpa dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-4 Indonesia-China di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (22/2/2023). ANTARA/Shofi Ayudiana.
Berlin (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Qin Gang pada Selasa mengatakan China akan mempertahankan jalur komunikasi dengan seluruh pihak terkait perang di Ukraina, termasuk Jerman, dalam mengupayakan gencatan senjata.
"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara besar yang bertanggung jawab, China tidak akan hanya menonton atau memperburuk keadaan," kata Qin didampingi Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock saat mengunjungi Berlin.
Terkait usul Uni Eropa untuk memasukkan beberapa perusahaan China ke dalam daftar hitam sebagai bagian dari paket sanksi baru terhadap Rusia, Qin menyatakan China menentang keras beberapa negara menggunakan hukum mereka untuk menerapkan yurisdiksi paksa dan sanksi sepihak terhadap negara lain, termasuk China.
"China akan memberikan respons yang diperlukan dan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China," kata Qin.
Baca juga: PBB simpulkan saat ini mustahil gelar negosiasi perdamaian di Ukraina Badan eksekutif Uni Eropa telah mengusulkan memasukkan perusahaan-perusahaan China dalam daftar hitam dan mencegah ekspor ke negara-negara yang dianggap terlibat dalam melanggar pembatasan perdagangan Rusia berdasarkan serangkaian sanksi terhadap Rusia akibat invasinya di Ukraina.
Baerbock mengatakan bahwa negosiasi terkait paket sanksi baru tersebut masih berlangsung, namun secara umum adalah penting mencegah perusahaan-perusahaan pertahanan Rusia "memperoleh akses ke barang-barang terkait perang", dan memastikan "barang-barang yang terkena sanksi tidak jatuh ke tangan yang salah".
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters bahwa usul eksekutif Uni Eropa fokus memerangi upaya-upaya mengelak sanksi yang saat ini diterapkan melalui negara ketiga setelah Uni Eropa mengidentifikasi China, Turki, Uni Emirat Arab serta negara-negara Asia Tengah dan Kaukasus sebagai pihak yang berpotensi melakukan upaya-upaya itu.
Jerman sendiri semakin mewaspadai China baik sebagai pesaing strategis maupun mitra dagang terbesar negara itu. Jerman mempertimbangkan langkah selagi menilai kembali hubungan bilateral dengan China.
Baca juga: Lebih dari 1.600 orang dievakuasi dari daerah dekat PLTN Zaporizhizhia
Sumber: Reuters
"Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara besar yang bertanggung jawab, China tidak akan hanya menonton atau memperburuk keadaan," kata Qin didampingi Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock saat mengunjungi Berlin.
Terkait usul Uni Eropa untuk memasukkan beberapa perusahaan China ke dalam daftar hitam sebagai bagian dari paket sanksi baru terhadap Rusia, Qin menyatakan China menentang keras beberapa negara menggunakan hukum mereka untuk menerapkan yurisdiksi paksa dan sanksi sepihak terhadap negara lain, termasuk China.
"China akan memberikan respons yang diperlukan dan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China," kata Qin.
Baca juga: PBB simpulkan saat ini mustahil gelar negosiasi perdamaian di Ukraina Badan eksekutif Uni Eropa telah mengusulkan memasukkan perusahaan-perusahaan China dalam daftar hitam dan mencegah ekspor ke negara-negara yang dianggap terlibat dalam melanggar pembatasan perdagangan Rusia berdasarkan serangkaian sanksi terhadap Rusia akibat invasinya di Ukraina.
Baerbock mengatakan bahwa negosiasi terkait paket sanksi baru tersebut masih berlangsung, namun secara umum adalah penting mencegah perusahaan-perusahaan pertahanan Rusia "memperoleh akses ke barang-barang terkait perang", dan memastikan "barang-barang yang terkena sanksi tidak jatuh ke tangan yang salah".
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada Reuters bahwa usul eksekutif Uni Eropa fokus memerangi upaya-upaya mengelak sanksi yang saat ini diterapkan melalui negara ketiga setelah Uni Eropa mengidentifikasi China, Turki, Uni Emirat Arab serta negara-negara Asia Tengah dan Kaukasus sebagai pihak yang berpotensi melakukan upaya-upaya itu.
Jerman sendiri semakin mewaspadai China baik sebagai pesaing strategis maupun mitra dagang terbesar negara itu. Jerman mempertimbangkan langkah selagi menilai kembali hubungan bilateral dengan China.
Baca juga: Lebih dari 1.600 orang dievakuasi dari daerah dekat PLTN Zaporizhizhia
Sumber: Reuters
Penerjemah: Raka Adji
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023
Tags: