Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat bersama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menata kawasan kumuh melalui program Rumah Harapan guna mencegah Tuberkulosis (TBC) dan menekan tengkes atau stunting.

Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK Nancy Dian Anggraeni meyakini penataan kawasan kumuh dengan sirkulasi udara dan sanitasi yang baik juga dapat mencegah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan penyakit menular lainnya.

"Kami di Kemenko PMK akan fokus kepada saudara kita yang kurang beruntung terdampak TBC akibat sirkulasi kawasan yang kurang memadai," kata Nancy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Nancy memaparkan sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 tentang penanggulangan TBC, pencegahan penyakit menular tersebut tidak hanya dilakukan pemerintah pusat. Tapi juga pemerintah daerah dan juga masyarakat dalam bekerjasama mengatasinya dengan penataan kawasan.

"Mungkin ada semacam biaya renovasi dari non pemerintah atau pemerintah daerah," katanya.

Salah satu upaya menanggulangi penularan dengan menyiapkan rumah atau lingkungan yang relatif lebih sehat. Menurut dia, apabila sirkulasi rumah berjalan baik, potensi penularan penyakit bisa ditanggulangi.

Baca juga: Angka stunting di Jakpus ditarget di bawah tiga persen
Baca juga: 10 kelurahan di Jakarta Pusat masuk prioritas penanganan stunting


Ia mengapresiasi Rumah Harapan yang diresmikan Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma berkat kolaborasi dengan berbagai pihak, yakni Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), Dompet Dhuafa, Lazismu dan Yayasan Arsitektur Hijau Nusantara (Yahintara) Bandung.

"Kita ingin mengembangkan kolaborasi yang sudah terwujud ini untuk skala yang lebih luas di Jakarta Pusat," kata Dhany dalam peresmian Rumah Harapan di Jalan Senen Dalam IV, Gang Buaya, RT 15/RW 04, Jakarta Pusat, Selasa.

Dhany menargetkan pembangunan atau renovasi sebanyak 75 unit rumah di lingkungan padat penduduk melalui program Rumah Harapan.

"Nantinya ada 75 rumah yang akan dibangun melalui program bedah rumah dengan melibatkan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) untuk membuatkan desain rumahnya," katanya.

Dhany menjelaskan program bedah rumah atau Rumah Harapan bertujuan memperbaiki kualitas udara di lingkungan padat penduduk serta menciptakan kawasan yang tertata, aman, sehat dan iklim menjadi kondusif.