BDDC hadirkan pusat data dalam kota berkapasitas 60 MW
9 Mei 2023 18:51 WIB
(Dari kiri ke kanan) Direktur Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) Michael Soeryadjaya, Presiden Direktur BDDC Angelo Syailendra, dan Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro dalam Exclusive Launching Bersama Digital Data Centres (BDDC) di Jakarta, Selasa (09/05/2023). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)
Jakarta (ANTARA) - Bersama Digital Data Centres (BDDC) menghadirkan platform pusat data (data center) dalam kota dengan kapasitas hingga 60 megawatt (MW), menawarkan interkonektivitas yang padat dan bervariasi untuk menunjang pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.
"Hari ini kami mempersembahkan bukan sekedar sebuah data center, tetapi sebuah platform digital, yang kami cukup percaya diri akan menjadi sebuah platform yang bisa menjadi tempat para digital enabler untuk berkumpul dan berinterkoneksi satu dengan yang lain," kata Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro di Jakarta, Selasa.
Sebagai informasi, BDDC diinisiasi oleh Bersama Digital Infrastructure Asia yang dikendalikan oleh Provident Capital (Provident), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga), serta mitra Macquarie Asset Management.
Baca juga: Keamanan data center faktor penting transformasi digital perusahaan
Pembentukan BDDC diawali oleh akuisisi dua pusat data dalam kota yaitu PT Rumah Data Kita dari ProCap Properti yang disebut BDDC sebagai JST Site (Jakarta-Selatan-Timur Site) serta PT PCDC Propco One atau AtriaDC dari Saratoga yang disebut sebagai JBT Site (Jakarta-Barat-Tangerang).
Dengan area data hall seluas 20.000 meter persegi, BDDC mengoperasikan lima modul pusat data berkapasitas 60 MW yang mencakup 9.000 rak. Menurut BDDC, hingga saat ini beragam pelanggan dari berbagai sektor telah bergabung dalam ekosistem pusat datanya termasuk jasa keuangan, perusahaan komoditas, hingga konten media.
Presiden Direktur Bersama Digital Data Centres (BDDC) Angelo Syailendra mengatakan bahwa pusat data dibangun di pusat kota Jakarta dengan interkonektivitas tinggi serta didukung standar operasional dan sistem keamanan kredensial yang ketat.
Dengan lokasi pusat data yang strategis, BDDC menawarkan sejumlah keunggulan termasuk performa yang lebih baik dan latensi yang lebih rendah, dekat dengan pengguna akhir (end user), hingga mengurangi total biaya terkait aset teknologi selama siklus hidupnya (total cost of ownership).
Angelo mengatakan BDDC menyiapkan sejumlah langkah ke depan termasuk akan terus memperkaya ekosistem interkonektivitas di dalam pusat data, membangun site pusat data, hingga mengembangkan bisnis pusat data baik secara organik maupun anorganik melalui akuisisi.
"Kita juga akan terus melakukan pembangunan-pembangunan data center baik di lokasi yang sekarang ini kita miliki di mana bisa mencapai lebih dari 60 MW ataupun juga di tempat-tempat baru yang kita melihat potensi pasarnya itu baik," kata dia.
Selain itu, BDDC juga berkomitmen untuk berinvestasi dalam talenta-talenta lokal yang bekerja dalam tim internalnya, termasuk prinsip kesetaraan gender, serta menjaga keberlanjutan bisnis melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Baca juga: Industri pusat data masih punya peluang besar untuk tumbuh
Baca juga: EdgeConnex berkomitmen untuk atasi kesenjangan SDM di pusat data
Baca juga: DCI Indonesia cetak laba Rp367,84 miliar di 2022, naik 40,69 persen
"Hari ini kami mempersembahkan bukan sekedar sebuah data center, tetapi sebuah platform digital, yang kami cukup percaya diri akan menjadi sebuah platform yang bisa menjadi tempat para digital enabler untuk berkumpul dan berinterkoneksi satu dengan yang lain," kata Presiden Komisaris BDDC Setyanto Hantoro di Jakarta, Selasa.
Sebagai informasi, BDDC diinisiasi oleh Bersama Digital Infrastructure Asia yang dikendalikan oleh Provident Capital (Provident), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga), serta mitra Macquarie Asset Management.
Baca juga: Keamanan data center faktor penting transformasi digital perusahaan
Pembentukan BDDC diawali oleh akuisisi dua pusat data dalam kota yaitu PT Rumah Data Kita dari ProCap Properti yang disebut BDDC sebagai JST Site (Jakarta-Selatan-Timur Site) serta PT PCDC Propco One atau AtriaDC dari Saratoga yang disebut sebagai JBT Site (Jakarta-Barat-Tangerang).
Dengan area data hall seluas 20.000 meter persegi, BDDC mengoperasikan lima modul pusat data berkapasitas 60 MW yang mencakup 9.000 rak. Menurut BDDC, hingga saat ini beragam pelanggan dari berbagai sektor telah bergabung dalam ekosistem pusat datanya termasuk jasa keuangan, perusahaan komoditas, hingga konten media.
Presiden Direktur Bersama Digital Data Centres (BDDC) Angelo Syailendra mengatakan bahwa pusat data dibangun di pusat kota Jakarta dengan interkonektivitas tinggi serta didukung standar operasional dan sistem keamanan kredensial yang ketat.
Dengan lokasi pusat data yang strategis, BDDC menawarkan sejumlah keunggulan termasuk performa yang lebih baik dan latensi yang lebih rendah, dekat dengan pengguna akhir (end user), hingga mengurangi total biaya terkait aset teknologi selama siklus hidupnya (total cost of ownership).
Angelo mengatakan BDDC menyiapkan sejumlah langkah ke depan termasuk akan terus memperkaya ekosistem interkonektivitas di dalam pusat data, membangun site pusat data, hingga mengembangkan bisnis pusat data baik secara organik maupun anorganik melalui akuisisi.
"Kita juga akan terus melakukan pembangunan-pembangunan data center baik di lokasi yang sekarang ini kita miliki di mana bisa mencapai lebih dari 60 MW ataupun juga di tempat-tempat baru yang kita melihat potensi pasarnya itu baik," kata dia.
Selain itu, BDDC juga berkomitmen untuk berinvestasi dalam talenta-talenta lokal yang bekerja dalam tim internalnya, termasuk prinsip kesetaraan gender, serta menjaga keberlanjutan bisnis melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Baca juga: Industri pusat data masih punya peluang besar untuk tumbuh
Baca juga: EdgeConnex berkomitmen untuk atasi kesenjangan SDM di pusat data
Baca juga: DCI Indonesia cetak laba Rp367,84 miliar di 2022, naik 40,69 persen
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Tags: