Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik melalui Kemitraan Kebijakan untuk Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan INOVASI (APEC PPSTI) membuka peluang untuk mengembangkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada bidang kesehatan.

“Kami membuka peluang kerja sama dengan anggota ekonomi APEC untuk memperkuat riset khususnya di bidang kecerdasan buatan untuk kesehatan,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Selasa.

Handoko mengatakan kerja sama dengan APEC ini akan menggunakan fasilitas riset bersama dan skema mobilitas periset seperti visiting researcher dan post-doctoral.

Handoko mengingatkan masih banyak tantangan dalam pengembangan dan adopsi AI di bidang kesehatan meski sangat menjanjikan untuk mengatasi permasalahan dan sudah terbukti digunakan di banyak teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Peneliti BRIN kembangkan 'radio-fluorescent' untuk deteksi sel kanker

Baca juga: BRIN-APEC bahas adopsi kecerdasan buatan dalam penanganan COVID-19


Oleh sebab itu, ia menegaskan bahwa pelaksanaan riset Al di bidang kesehatan harus mengutamakan prinsip kehati-hatian mengingat hal ini sangat berkaitan dengan kehidupan manusia, keselamatan, dan kode etik.

"Kita harus melaksanakan riset terkait AI dengan hati-hati karena ini berkaitan dengan kehidupan manusia, keselamatan, dan kode etik ketika kita akan mengadopsi AI di bidang kesehatan," ujarnya.

Meski demikian, Handoko menekankan bahwa berbagai ide yang akan masuk harus tetap diapresiasi, namun dengan tetap menjamin pembuktian konsep yang mendasari ide tersebut sehingga terbukti secara saintifik.

Terlebih lagi, ia menjelaskan nantinya inovasi Al terhadap bidang kesehatan juga dapat diaplikasikan terhadap percepatan pemulihan akibat pandemi COVID-19.

“Kita harus yakin bahwa semua aspek harus sesuai dengan regulasi yang ada," ujarnya.

Handoko bercerita BRIN sendiri turut andil dalam mengatasi pandemi COVID-19 di Indonesia maupun dunia seperti mengidentifikasi varian virus menggunakan fasilitas whole genome sequencing (WGS) dan mengirimkannya ke lembaga global GISAID.

"Kami juga melakukan pengembangan suplemen dan obat-obatan, alat kesehatan, termasuk kegiatan uji klinis, dan sebagainya," ujarnya.*

Baca juga: BRIN modifikasi cuaca selama 12 hari di Jambi dan Sumsel

Baca juga: BMKG gandeng BRIN pastikan cuaca kondusuf saat KTT ASEAN Labuan Bajo