SMRC: 58 persen responden nilai Ganjar akan lanjutkan program Jokowi
9 Mei 2023 17:08 WIB
Tangkapan layar - Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat memaparkan hasil survei seperti dipantau di Jakarta, Selasa (9/5/2023). (ANTARA/Fath Putra Mulya)
Jakarta (ANTARA) - Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan 58 persen responden pemilih kritis menilai bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo akan melanjutkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo apabila terpilih menang pada Pilpres 2024.
Nama Ganjar, dalam survei itu, lebih unggul melanjutkan program Jokowi dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Di antara tiga nama, Ganjar Pranowo paling banyak dinilai sebagai bakal capres yang bisa melanjutkan program pemerintahan Jokowi," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani di Jakarta, Selasa.
Sebanyak 58 persen responden pemilih kritis menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi, sedangkan 22 persen lain menyatakan Ganjar akan mengubah program dan 19 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
Ketika dikonfirmasi ANTARA, Deni mengatakan bahwa SMRC melakukan pembulatan angka terkait data persentase Ganjar tersebut.
Lebih lengkapnya, Deni menjelaskan responden pemilih kritis yang menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi sebesar 58,48373635 persen; sedangkan yang menilai akan mengubah sebanyak 22,01809537 persen dan yang tidak tahu atau tidak menjawab adalah 19.49816828 persen.
Selanjutnya, penilaian pemilih kritis pada Prabowo adalah 36 persen responden meyakini akan melanjutkan program Jokowi, sedangkan 39 persen lain menilai akan mengubah program dan 25 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Nomor dua itu Prabowo 36 persen," tambah Deni.
Baca juga: SMRC: Mayoritas pemilih kritis ingin capres lanjutkan program Jokowi
Kemudian, mayoritas responden juga lebih menilai Anies Baswedan akan mengubah kebijakan atau program pemerintah presiden. Sebanyak 47 persen responden pemilih kritis mempersepsikan Anies akan mengubah program Jokowi, sementara 27 persen sisanya menilai akan melanjutkan dan 26 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Mereka yang mempersepsikan bahwa bakal capres-capres itu akan mengubah kebijakan Presiden Jokowi paling banyak dialamatkan kepada Anies Baswedan," kata Deni.
Persepsi responden pemilih kritis terhadap ketiga nama tersebut konsisten diperoleh dalam dua kali survei, yakni pada 25-28 April dan 2-5 Mei 2023.
"Kami telah mengukur pertanyaan yang sama dua kali, hasilnya sangat konsisten, tidak ada perubahan yang berarti," imbuhnya.
Dari dua survei SMRC itu, Ganjar dinilai tetap konsisten sebagai bakal capres yang akan melanjutkan program Jokowi, sementara Anies juga dinilai konsisten sebagai bakal capres yang paling mungkin mengubah program atau kebijakan Jokowi.
"Prabowo juga secara konsisten ada di tengah-tengah kedua bakal calon tersebut," kata Deni.
Baca juga: Pengamat sebut tiga faktor Ganjar Pranowo unggul survei SMRC
Pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki telepon genggam, sehingga dinilai lebih memiliki akses ke sumber informasi sosial dan politik serta kritis menilai berbagai persoalan.
Pemilihan sampel dalam survei SMRC dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan sekitar 3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Baca juga: SMRC: Ganjar ungguli Prabowo pada pemilih kritis
Untuk diketahui, pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: SMRC: Pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 geser ke Anies
Nama Ganjar, dalam survei itu, lebih unggul melanjutkan program Jokowi dibandingkan dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Di antara tiga nama, Ganjar Pranowo paling banyak dinilai sebagai bakal capres yang bisa melanjutkan program pemerintahan Jokowi," kata Direktur Riset SMRC Deni Irvani di Jakarta, Selasa.
Sebanyak 58 persen responden pemilih kritis menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi, sedangkan 22 persen lain menyatakan Ganjar akan mengubah program dan 19 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
Ketika dikonfirmasi ANTARA, Deni mengatakan bahwa SMRC melakukan pembulatan angka terkait data persentase Ganjar tersebut.
Lebih lengkapnya, Deni menjelaskan responden pemilih kritis yang menilai Ganjar akan melanjutkan program Jokowi sebesar 58,48373635 persen; sedangkan yang menilai akan mengubah sebanyak 22,01809537 persen dan yang tidak tahu atau tidak menjawab adalah 19.49816828 persen.
Selanjutnya, penilaian pemilih kritis pada Prabowo adalah 36 persen responden meyakini akan melanjutkan program Jokowi, sedangkan 39 persen lain menilai akan mengubah program dan 25 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Nomor dua itu Prabowo 36 persen," tambah Deni.
Baca juga: SMRC: Mayoritas pemilih kritis ingin capres lanjutkan program Jokowi
Kemudian, mayoritas responden juga lebih menilai Anies Baswedan akan mengubah kebijakan atau program pemerintah presiden. Sebanyak 47 persen responden pemilih kritis mempersepsikan Anies akan mengubah program Jokowi, sementara 27 persen sisanya menilai akan melanjutkan dan 26 persen sisanya tidak tahu atau tidak menjawab.
"Mereka yang mempersepsikan bahwa bakal capres-capres itu akan mengubah kebijakan Presiden Jokowi paling banyak dialamatkan kepada Anies Baswedan," kata Deni.
Persepsi responden pemilih kritis terhadap ketiga nama tersebut konsisten diperoleh dalam dua kali survei, yakni pada 25-28 April dan 2-5 Mei 2023.
"Kami telah mengukur pertanyaan yang sama dua kali, hasilnya sangat konsisten, tidak ada perubahan yang berarti," imbuhnya.
Dari dua survei SMRC itu, Ganjar dinilai tetap konsisten sebagai bakal capres yang akan melanjutkan program Jokowi, sementara Anies juga dinilai konsisten sebagai bakal capres yang paling mungkin mengubah program atau kebijakan Jokowi.
"Prabowo juga secara konsisten ada di tengah-tengah kedua bakal calon tersebut," kata Deni.
Baca juga: Pengamat sebut tiga faktor Ganjar Pranowo unggul survei SMRC
Pemilih kritis adalah pemilih yang memiliki telepon genggam, sehingga dinilai lebih memiliki akses ke sumber informasi sosial dan politik serta kritis menilai berbagai persoalan.
Pemilihan sampel dalam survei SMRC dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan sekitar 3,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.
Baca juga: SMRC: Ganjar ungguli Prabowo pada pemilih kritis
Untuk diketahui, pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Baca juga: SMRC: Pemilih Prabowo pada Pilpres 2019 geser ke Anies
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023
Tags: