Washington (ANTARA) - Sektor perbankan AS secara keseluruhan tampak berada pada posisi yang baik untuk mengatasi gejolak industri baru-baru ini, tetapi pengalaman tersebut masih dapat membebani kondisi kredit di masa depan, Federal Reserve mengatakan pada Senin (8/5/2023).

Dalam laporan tengah tahunan tentang stabilitas keuangan, bank sentral AS mengatakan risiko pendanaan keseluruhan untuk bank-bank masih rendah dan perusahaan-perusahaan masih memiliki likuiditas yang cukup.

Selain itu, upaya kebijakan tambahan oleh regulator bank AS setelah keruntuhan tiba-tiba Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank pada Maret akan terus mendukung sistem jika tekanan lebih lanjut muncul, kata Fed.

"Federal Reserve siap untuk mengatasi setiap tekanan likuiditas yang mungkin timbul dan berkomitmen untuk memastikan bahwa sistem perbankan AS terus menjalankan peran vitalnya," kata The Fed, dikutip dari Reuters.

Sementara bank sentral mencatat ada kekhawatiran limpahan setelah kegagalan SVB yang berbasis di Santa Clara, California dan Signature yang berbasis di New York, ia menyatakan bahwa masalah yang menenggelamkan bank-bank regional tersebut tidak muncul secara luas di seluruh sektor perbankan, menyebut mereka "outlier " dalam hal ketergantungan yang tinggi pada simpanan yang tidak dijamin.

Perusahaan-perusahaan tersebut, serta First Republic Bank, yang ditutup oleh regulator awal bulan ini dan dijual ke JP Morgan Chase, juga bergulat dengan sejumlah besar kerugian yang belum terealisasi yang dipicu oleh kenaikan suku bunga yang cepat.

Deposan melarikan diri dari SVB dalam beberapa hari setelah tampaknya perusahaan itu dalam masalah, mempercepat penutupannya secara tiba-tiba.

The Fed mencatat dalam laporannya pada Senin (8/5/2023) bahwa lebih dari 45 persen aset-aset bank jatuh tempo dalam satu tahun, menunjukkan tidak ada paparan berat terhadap sekuritas yang kurang bernilai untuk jangka waktu yang lama.

Namun, meskipun jumlah simpanan yang tidak diasuransikan di bank menurun, simpanan tersebut masih berada di atas rata-rata historis setelah masuknya simpanan yang dipicu oleh pandemi COVID-19. Secara agregat, dikatakan bank tetap dikapitalisasi dengan baik.

The Fed merilis laporan tersebut tak lama setelah survei bank sentral terpisah menemukan bank-bank memperketat standar kredit di tengah permintaan pinjaman yang lebih lemah.

Di luar bank-bank, Fed mengatakan tekanan pada berbagai sektor pasar tetap dalam norma historis. Namun, tercatat bahwa valuasi pada real estat komersial tetap tinggi, yang menunjukkan mungkin ada koreksi "yang cukup besar" pada nilai properti jika tren telework tetap kuat.

The Fed menemukan bahwa bank memegang sekitar 60 persen dari pinjaman real estat komersial, dengan dua pertiga dari mereka berada di pemberi pinjaman yang lebih kecil dengan aset kurang dari 100 miliar dolar AS.

Laporan The Fed juga menemukan bahwa hampir separuh respondennya mengidentifikasi batas utang AS sebagai risiko yang menonjol, setelah tidak muncul sebagai perhatian utama dalam laporan sebelumnya pada November.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan batas tersebut dapat dicapai pada Juni, tetapi Demokrat dan Republik masih memperdebatkan persyaratan apa, jika ada, yang harus dilampirkan pada peningkatan pagu utang.

Tekanan sektor perbankan diidentifikasi sebagai risiko oleh lebih dari separuh responden, naik dari 12 persen dalam laporan November.

Masalah lain yang diidentifikasi sebagai risiko potensial teratas oleh responden termasuk inflasi yang terus-menerus tinggi dan pengetatan moneter, ketegangan AS-China, dan perang Rusia-Ukraina.

Baca juga: Wall St ditutup beragam jelang data inflasi, indeks Dow jatuh 55 poin
Baca juga: Fed: Pinjaman bank AS sentuh rekor terendah karena simpanan jatuh
Baca juga: Data Fed: Bank gagal First Republic peminjam utama bank sentral