Menkeu minta darurat COVID jadi pijakan kembangkan layanan kesehatan
8 Mei 2023 18:45 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2023 di Jakarta, Senin (8/5/2023). ANTARA/HO-Kementerian Keuangan/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta pengalaman selama fase darurat kesehatan akibat COVID-19 di Indonesia dapat dijadikan sebagai pengalaman dalam menggali ilmu pengetahuan untuk pengembangan layanan kesehatan masyarakat.
"Saya berharap teman-teman di semua lingkungan kesehatan belajar banyak. Jangan sampai fenomena yang sungguh luar biasa itu lewat begitu saja, hanya tercatat di dalam APBN saya," kata Menkeu Sri Mulyani saat Peluncuran Beasiswa Fellowship Luar Negeri di Jakarta, Senin.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sepanjang 2020 telah menaikkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Rp170 triliun menjadi Rp300 triliun. Kemudian pada 2021, kata Menkeu Sri Mulyani, menjadi Rp500 triliun.
"Jangan sampai pandemi menjadi hanya angka anggaran, tapi substansinya saya harap bisa ditangkap,” ujar Menkeu.
Baca juga: Menkeu berharap APBN bisa wujudkan perbaikan pendidikan kesehatan
Menkeu Sri Mulyani juga berharap berbagai tantangan dan perubahan selama pandemi dapat diantisipasi sejak dini, sehingga bisa meminimalisasi risiko yang ditimbulkan.
Ia menyatakan komitmen untuk mendukung pembangunan ekosistem kesehatan melalui Program 1.000 Beasiswa Kedokteran yang bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Saya melalui LPDP maupun melalui anggaran kementerian termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan anggaran transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. Masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat," kata Menkeu Sri Mulyani.
Ia juga mengingatkan agar peserta beasiswa kedokteran di luar negeri dapat kembali ke Tanah Air setelah menempuh masa studi, untuk selanjutnya mengabdikan diri juga keilmuannya bagi peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Fellowship dokter spesialis Kemenkes jaring 1.258 peserta
"Saya berharap teman-teman di semua lingkungan kesehatan belajar banyak. Jangan sampai fenomena yang sungguh luar biasa itu lewat begitu saja, hanya tercatat di dalam APBN saya," kata Menkeu Sri Mulyani saat Peluncuran Beasiswa Fellowship Luar Negeri di Jakarta, Senin.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sepanjang 2020 telah menaikkan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Rp170 triliun menjadi Rp300 triliun. Kemudian pada 2021, kata Menkeu Sri Mulyani, menjadi Rp500 triliun.
"Jangan sampai pandemi menjadi hanya angka anggaran, tapi substansinya saya harap bisa ditangkap,” ujar Menkeu.
Baca juga: Menkeu berharap APBN bisa wujudkan perbaikan pendidikan kesehatan
Menkeu Sri Mulyani juga berharap berbagai tantangan dan perubahan selama pandemi dapat diantisipasi sejak dini, sehingga bisa meminimalisasi risiko yang ditimbulkan.
Ia menyatakan komitmen untuk mendukung pembangunan ekosistem kesehatan melalui Program 1.000 Beasiswa Kedokteran yang bersumber dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Saya melalui LPDP maupun melalui anggaran kementerian termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan anggaran transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. Masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat," kata Menkeu Sri Mulyani.
Ia juga mengingatkan agar peserta beasiswa kedokteran di luar negeri dapat kembali ke Tanah Air setelah menempuh masa studi, untuk selanjutnya mengabdikan diri juga keilmuannya bagi peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Fellowship dokter spesialis Kemenkes jaring 1.258 peserta
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023
Tags: