Bangkok (ANTARA News) - Sekitar 400 imigran Rohingya yang ditemukan dalam razia di sebuah kamp tersembunyi di perkebunan karet terpencil di Thailand selatan akan dideportasi kembali ke Myanmar, demikian kata kepolisian Thailand, Jumat.

Kelompok yang terdiri atas 378 laki-laki, 11 perempuan, dan 12 anak itu ditemukan dalam tempat perlindungan darurat di perkebunan di Provinsi Songkhla tempat mereka telah mendekam selama tiga bulan menunggu untuk diperdagangkan ke "negara ketiga".

Petugas yang bertindak setelah memperoleh informasi menyerbu penampungan pada hari Kamis dan menemukan para imigran Rohingya, kelompok minoritas Muslim yang tidak diakui sebagai warga negara di Myanmar.

Mereka telah melarikan diri dari kerusuhan sektarian dalam jumlah ribuan ke Thailand dan negara-negara lain.

"Mereka sekarang sedang menunggu deportasi yang akan dilakukan oleh polisi imigrasi Thailand," kata Letnan Kolonel Katika Jitbanjong dari kepolisian lokal Padang Besar kepada AFP.

"Mereka mengatakan kepada para petugas bahwa mereka mengajukan diri untuk datang (ke Thailand)," katanya, dan menambahkan polisi mencari surat perintah penangkapan bagi pemilik tanah di Thailand dengan tuduhan perdagangan manusia dan melindungi imigran gelap.

Kelompok-kelompok HAM mengecam Thailand karena gagal membantu imigran Rohingya yang mencapai wilayahnya, bukannya mendorong mereka kembali ke Myanmar atau ke negara tetangga termasuk Malaysia, yang menawarkan perlindungan kepada minoritas.

Badan pengungsi PBB telah meminta tetangga Myanmar untuk membuka perbatasan mereka kepada orang-orang yang melarikan diri dari gelombang kekerasan komunal di Rakhine, negara bagian Myanmar.

Bentrokan antara penganut Buddha dan Muslim telah menewaskan sedikitnya 180 orang di Rakhine sejak Juni, dan menelantarkan lebih dari 110.000 orang, sebagian besar Rohingya.

Myanmar memandang sekitar 800.000 Rohingya di Rakhine sebagai imigran gelap Bangladesh dan menyangkal kewarganegaraan mereka.

Meskipun ketegangan telah mereda sejak wabah baru pembunuhan pada Oktober, kekhawatiran telah tumbuh mengenai nasib pencari suaka yang berlayar dengan perahu-perahu yang penuh sesak.

Pekan lalu Thailand mendeportasi 73 orang Rohingya perahu kembali ke Myanmar, setelah mereka mendarat di pulau selatan Phuket.
(H-AK)